Monday, December 29, 2014

Empati

Mereka adalah pelajar yang sedang mengambil mata kuliah Projek Khidmat Komuniti (Proyek Pelayanan Komunitas). Selain belajar pelbagai teori di kelas, mereka harus turun ke lapangan. Ternyata, ada jarak, meskipun siapa pun tak bisa mengabaikan yang pertama.

Atas permintaan dosennya, saya menemani mereka untuk membantu sebuah pusat autisme di Kampung Tradisi, tak jauh dari kampus. Di sana mereka berbagi tugas, sebagian membersihkan lingkungan, memasak dan menemani anak-anak yang mengalami autis, baik aktif maupun pasif.

Luar biasa, mereka menemani anak-anak super-aktif dengan pelbagai kegiatan, seperti nyanyian, aneka permainan dan makan siang bersama. Menarik, betapa anak-anak itu begitu tertib dan mengikuti kegiatan dengan riang. Hanya saja ekspresi keriangan pelbagai, baik gerakan maupun ekspresi wajah. Oh ya, Syafiq, salah satu dari mereka membawakan lagu Sandiwara Cinta, Republik, dengan begitu bersemangat. Uh, dada ini hampir runtuh melihat seorang remaja bersongkok hitam yang menyanyi dengan segenap jiwa dalam keterbatasan tubuhnya. Ada getaran lain yang merangsek, menggedor jantung.

No comments:

Syawalan Keduapuluhtiga

Tatkala merespons soal hukum modern, Kiai Nasrullah, Jepara, membandingkan cara kerja qawaid fiqh, ushul fiqh, dan maqashid syariah. Pembica...