Buku ini saya beli agar Biyya dan Zumi terpapar pada sains sejak dini. Dulu, saya membayar RM 19.90 di toko buku Popular Mal Aman Central, Kedah, Malaysia, seperti Gramedianya kita di sini.
Sunday, July 31, 2022
Mengenal Eisntein
Buku ini saya beli agar Biyya dan Zumi terpapar pada sains sejak dini. Dulu, saya membayar RM 19.90 di toko buku Popular Mal Aman Central, Kedah, Malaysia, seperti Gramedianya kita di sini.
Friday, July 29, 2022
Warung Kopi
Wednesday, July 27, 2022
Merawat Buku
Saya telah mengelem sampul yang terlepas. Dengan Fox, kini buku ini bisa dibaca kembali. Maklum, karya ini dibaca berkali-kali oleh Biyya, penggemarnya.
Tuesday, July 26, 2022
Orang Madura di Malaysia
Dunia batin mereka saya pahami dan hayati. Mereka takzim pada kiai. Doa guru dan orang tua mereka menyinari jalan hidupnya. Setelah tahu saya berasal dari Sumenep, Pak Zaini ini bertanya, "Kenal Irwan, Mas? " Tidak. Rhoma saya tahu.
Kak Zaini bekerja di terminal Shah Alam, Selangor. Ada orang dari Pulau Garam di sini, seorang ibu, yang kami pernah bertemu di hari lain.
Kerja Sama
Dulu, kakaknya berangkat ke TK dengan bus sekolah. Kini, si adik pergi bersama orang tua. Si ibu harus menemaninya di kelas. Keduanya tumbuh secara berbeda.
Betapa bahagianya hari ini kami melihat Zumi duduk dgn teman sekelasnya. TK Anaprasa Nurul Jadid telah mengajar mereka sejak dini untuk bekerja sama. Dari sini, anak-anak belajar mendengar dan menerima pandangan orang lain. Terbaik
Di sela belajar pengetahuan, mereka bisa bermain dgn riang. Setelah itu, mereka tidur siang. Masa depan mereka nanti gemilang dgn pilihannya sendiri
(Bukan Kopi) Kenangan
Boo Su-Lyn menulis dalam buku bagus ini (Saya tak semestinya sependapat dengan ide libertariannya) bahwa pegiat tersebut merasa terharu dengan kesabaran sang ayah yang mengantarnya ke sekolah tiap hari dengan sepeda motor kapcai C70.
Sampul belakang menunjukkan biodata hidup penulis, yaitu sebagai wakil editor berita dan kolumnis Malay Mail dan pendiri BEBAS, sebuah gerakan anak muda yang membela kesetaraan, sekularisme, dan penghentian terhadap diskriminasi. Tidak hanya itu, ia adalah host program wicara daring (online) yang membahas isu politik, ras, agama, hak-hak asasi manusia, dan demokrasi. Sebagai orang libertarian ia percaya pada keterlibatan pemerintah yang minimal dalam ekonomi dan isu sosial. Dengan melihat jati diri penulis, pembaca bisa membayangkan jalan pemikiran dan sikap wartawan tersebut.
Sebagai kumpulan tulisan, pembaca tidak perlu membaca buku ini dari awal, karena setiap tulisan diberi nomor dan judul yang menggambarkan isi. Dengan membayangkan pikirannya berdasarkan ideologi di atas, kita bisa memilih bagian-bagian yang mendatangkan daya kejut, seperti “Why I Left the Faith”. Pilihan meninggalkan agama di Malaysia tentu tidak lazim dan menggugat dasar negara, yaitu kepercayaan pada Tuhan sebagai sila pertama. Peliknya, hingga kini buah pikiran penulis ini tidak dilarang, seperti buku-buku yang dianggap mengganggu ketenteraman umum, seperti History of God oleh Karen Amstrong dan Allah, Kebebasan dan Cinta Irshad Manji
Jumatan dan Ingatan
Di sini, setiap individu belajar tak melakukan apa-apa. Tak mudah, malah mengantuk. Ia pun berpindah untuk merebahkan kepala di haribaan.
Kita pun yang dewasa mencoba melewati takhalli, tahalli, dan tajalli. Kalaupun sulit, setidaknya kita tepekur, berusaha merasa cukup dgn diri sendiri. Dgn tak menempelkan aksesoris, lencana, dan benda lain untuk mengada, kita telah mengenali diri sendiri. Jika diri asli yang hadir, Tuhan juga berada di situ.
Saya sempat terlelap sekjepa. Sadar, ketika jamaah bersiap sedia untuk bersembahyang. Kelelapan ini begitu nikmat.
Ket: Foto diambil sebelum khotbah.
Kopi Dalgona
Anak kami ikutan buat kopi Dalgona asal Korea Selatan. Semalam, saya berdebat dgn Biyya soal hidup asli atau otentik. Saya usul bikin kopi dgn campuran jahe, temulawak, dan kelor. Generasi alpha menang.
Keduanya akan menelusiri banyak jejak sebelum akhirnya pulang ke rumahnay sendiri, Jawa dan Madura.
Menemani Biyya Belajar
Nanti, kami akan pakai notebook agar lebih nyaman. Tetapi, kaidah itu lebih penting daripada materi, kata Muh Yunus. Kepiawaian guru untuk membuat materi menarik sangat penting.
Apa perlu les atau kelas tambahan? Biyya minta sendiri untuk belajar pada guru les matematika. Nanti, tambah sang ibu, ia juga bisa menambah menu fisika bila ingin mengasah kepekaan illmu alam.
Apa pun, anak-anak akan memilih cara dan gaya belajarnya. Kami hanya memenuhi apa yang membuatnya nyaman dalam menekuni pelajarannya.
Gambar Diri
Santri SMA Nurul Jadid membuat kejutan. Saya mendapat kenangan ini setelah berdiskusi neokolonialisme di era digitalisasi bersama siswa. Terima kasih Pak Didik P Wicaksono. Sampaikan salam pada sang seniman.Foto yang dijadikan obyek mungkin diambil dari Google. Foto tersebut adalah pose yang diambil tatkala asrama SME Bank UUM hendak memasang foto di carta personalia. Terima kasih En Zahril Anwar Malek.
Monday, July 25, 2022
Asrama Mahasiswa
Kami tinggal di sini selama hampir tiga tahun. Zumi masih baru bisa berjalan dan harus naik tangga untuk menuju lantai dua. Justru, ia senang. Saya pun sering menikmati kabut pagi di loteng.
Asrama UUM ini terletak di Bukit Kachi, 1 KM dari kampus. Di waktu libur, mahasiswa pulang dan kawasan ini hanya ditinggali oleh pegawai dan kepala asrama.
Sekali waktu, ketika kami hendak tidur, istri mendengar ada suara tok tok di tingkat bawah, seakan-akan ada orang yang mengetukkan tongkat di lantai. Begitu jelas, sehingga bulu kuduk meremang. Padahal, jarum jam masih menunjuk angka sembilanan. Lalu, suara hilang dan senyap.
Pengalaman di atas hanya sekali. Selebihnya, kami melakukan banyak kegiatan yang menyeronokkan tatkala liburan, seperti menikmati sore di sekitar rumah, berolahraga, dan malah kadang menyapu halaman parkir.
Sunday, July 24, 2022
Bangku SD
Ini bangku kami dulu. Setiap mudik, saya menunjukkan pada Biyya dan Zumi sekolah dasar tempat kami belajar. Kami bahagia di sini karena guru-guru kami hebat belaka dan teman-teman yang menyenangkan.
Thursday, July 21, 2022
Biyya dan Encik Andrea
Tanpa mengabaikan kegiatan lain yang digelar oleh PPI USM, acara bedah buku dan pemutaran film Laskar Pelangi sangat berkesan. Saya mengenal lebih dekat dengan banyak orang, dari pejabat, mahasiswa, dosen, dan orang ramai. Melalui kepanitiaan, kita biasanya mengenal watak teman-teman sendiri.
Pak Dolok, kala itu, adalah mahasiswa S3, yang bisa menggerakkan adik-adik mahasiswa S1 dan S2 untuk mensukseskan program yang melibatkan perwakilan Republik Indonesia di Pulau Pinang. Pak Munir, konsul, adalah orang yang sangat mendukung banyak perhelatan mahasiswa di kampus, dari pagelaran, diskusi, dan olah raga.
Biyya telah menjadi bagian dari literasi sejak bayi. Semoga ini adalah bagian dari tabungannya untuk mengerti hidup melalui novel.
KAI dan Buku
Setelah menikmati bakso di restorasi, saya membaca "Polisi Bahasa" oleh Eko Endarmoko dan Biyya mendaras "Magic Mitfits" oleh Neil Patrick. Perjalanan dengan kereta api sangat menyeronokkan.
Selain ketepatan waktu keberangkatan, angkutan umum ini bersih, aman, dan nyaman. Terima kasih, Pak Ignasius Jonan.
Tebak, gambar di bawah ini hendak mempromosikan budaya membaca atau naik kereta api? Keduanya. Menarik, respons banyak teman Facebook bermacam-macam.
Wednesday, July 20, 2022
Teman Karib
Sebagai bahan obrolan, saya sengaja membawa novel "Laut Bercerita" Leila S. Chudori. Maklum, lulusan sastra tersebut pemerhati karya fiksi yang cermat. Namun demikian, kami pun juga bicara soal hiruk-pikuk dunia dan seisinya, semisal politik lokal Aceh, biaya hidup era Jokowi, psikologi sufi, dll.
Peluncuran Buku
Wah, buku yang diluncurkan bukan karya terbitan baru, tetapi lawas. Ini termasuk terobosan bahwa coretan lama bisa mengisi ruang atas pertimbangan keterkaitan dengan isu.
Karya ini lahir dari jalan panjang mengulik bahasa, dari pembelajaran di sekolah, madrasah, hingga perguruan tinggi. Nama-nama Pak Aqib, Kiai Muqit, Pak Asy'ari, Pak Hafidz dan Bu Nafilah adalah sosok yang mengenalkan secara lebih serius tentang bahasa dan pernak-perniknya.
Mengapa kata itu rapuh? karena ia mudah retak sebab hal-hal di luar "linguistik" bisa hadir menggeser, yang kata Pierre Bourdieu tidak lagi berada di bawah kekuasaan kaum Linguis.
Fathol Kholiq, teman baik, telah mengetengahkan cetusan saya di Majalah Tempo ke tengah khalayak agar kepekaan terhadap kata melempangkan jalan untuk meraih makna. Tabik.
Tuesday, July 19, 2022
Mandiri
Bus
Lalu, mengapa bis ditulis bus? Biarlah teman-teman di grup Whatsapp Klinik Bahasa membahasnya. Bagi saya pengalaman ini adalah sebuah kamar sempit bagi kami yang cukup untuk tidur, karena kegiatan ini lebih sering dilakukan di aula dan luar ruang.
Hingga kini, saya menikmati naik angkutan umum ini di rute Paiton-Surabaya karena supirnya kadang memutar lagu Rhoma Irama. Meskipun kadang ia menghadapi kendala, semisal mesin rusak, pindah angkutan , dan lain-lain. Di sini, siapa pun bisa menemukan wajah manusia. Belum lagi, pengamen dengan pelbagai alat datang menghibur.
Sunday, July 17, 2022
Bus Ekpresperdana | Changlun-Jeli | Wifi gratis
Kelas Aqidah dan Isu-Isu Pendidikan sore ini akan membahas banyak isu, seperti Asy'ariyyah, Syiah, Mu'tazilah, Wahabbiyyah, dan Islam liberal.
Dalam perjalanan, kami akan melewati dan menikmati hutan lindung (simpan) Gerik. Bagi otak kiri, rimba itu sekadar kekayaan hayati, sementara otak kanan, pohon yg rimbun itu menyimpan misteri.
Ada sesuatu yang membuat bulu bergidik tatkala bus seakan-akan memasuki labirin hutan karena kabut dan pohon yang lebat itu akan menelan kendaraan yang kami tumpangi. Hihi
Gambar Blog
Kaus yang dipakai itu adalah t-shirt yang dibeli di terminal Juanda tatkala kembali ke Semenanjung dari mengajar di program pascasarjana IAINJ (kini UNUJA). Karena itulah, saya kembali menjahitkan pada penjahit karena benangnya lepas di bagian ketiak.
Di mana saja, kapan saja, dan apa pun yang dilakukan, cekrek, senyum, dan gembira. Itu saja.
Keluarga | Batas | Terabas
Saya berfoto dgn cucu ayah angkat di sebuah flat, tempat kami tinggal waktu belajar di USM dulu. Di sini, banyak cerita yang mengingatkan kami bahwa tak ada yang hilang dari kehidupan jika penghuni mau berbagi.
Sepotong gambar ini hendak mengungkap batas, bahwa keluarga itu hadir karena hubungan emosional wujud di antara individu. Justru, batas itu hasil dari terabas.
Ketika mengandaikan kesamaan, sejatinya banyak perbedaan yang mudah dijadikan alasan untuk menolak orang lain sebab gagal mengurai asal-usul.
Selamat hari raya untuk Pakcik sekeluarga. Hubungan kami lebih banyak dirasakan daripada dikatakan
Keluarga
Di halaman belakang, kami bercakap-cakap ringan. Tidak perlu mata liyan hadir sehingga spontanitas, celetukan, dan keakraban muncul begitu saja.
Biyya melihat rumah nenek adalah tempat untuk berhenti sejenak dari rutinitas membaca dan melukis. Penyuka Aurora ini menyebut ikan tongkol semalam tatkala saya menelepon ibu. Ya, lauk ini sangat berkesan di lidahnya. Katanya, rasanya maknyus. Kami pergi untuk kembali lagi.
Saturday, July 16, 2022
Ujian Tesis
Saya bilang kepada mahasiswa bahwa ujian kehidupan itu jauh lebih sulit dan rumit dibandingkan ujian semester dan tesis. Buku, waktu, tempat dan pengujinya tidak ditetapkan sebelumnya.
Sementara, dalam ujian terbuka ini promovendus telah menulis dan memahami karya terakhirnya melalui bimbingan. Penanya bertanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran tugas paripurna.
Acapkali ada peristiwa dramatik ketika mahasiswi idkuasa menahan tangis ketika menyampaikan pesan. Mahasiswa yang lain menyatakan siap dibantai sebelum sesi tanya jawab dimulai. Malah, ada seorang mahasiwa tidur lelap di sela rehat karena ia akan mempresentasikan tesis setelah istirahat siang. Apapun, sesi penutup dari acara ini selalu sangat menyentuh. Semua hadirin berdiri dan menyanyikan Padamu Negeri
Batik dan Kesejahteraan Semua
Dari kiri, penggemar Rhoma Irama, Waka Pesantren, Dirjen, dan Kepala Kemenag Probolinggo.
Ketika tujuan yang sama disangga oleh orang-orang yang memakai batik yang berbeda, maka kita fokus pada tujuan bersama, yakni kesejahteraan khalayak.
Friday, July 15, 2022
Kompak
Kini keduanya telah semakin tumbuh besar. Potongan gambar ini adalah kenangan tatkala si kakak pulang sekolah dan minta makan siang di warung kopi Richiamo kampus Universitas Utara Malaysia.
Foto ini pernah diunggah ke Facebook dan media sosial ini mengingatkan bahwa kami pernah memiliki peristiwa yang pernah mencuit hati. Dengan meletakkan di blog, saya bisa memperlihatkan pada Zumi bahwa Biyya memberikan perhatian padanya sejak kecil.
Kami pun juga sesama saudara. Si ibu dengan adik-adiknya di Yogya dan Medan. Si ayah dengan kakak di Sumenep dan adik di Jakarta. Kedekatan sejatinya bermula dari saudara dan menjadi potrert kebersamaan yang lebih utuh dengan hubungan kemanusiaan.
Thursday, July 14, 2022
Menunda
Akhirnya, saya membatalkan dua buku, Postmodernism dan A History of Philosophy, yang saya hendak beli agar si sulung bisa membeli bacaan yang disukai lebih banyak. Kata Heraclitos, kenikmatan itu adalah kemampuan menunda. Yeah!
Wednesday, July 13, 2022
Grafologi
Apa betul teken itu mencerminkan watak pemiliknya? Grafologi mengurainya. Garis panjang di awal ttd saya menunjukkan cepat "akrab" dan pendek di belakang, segera jemu. Dua coretan di atas huruf o, estetika. Saya suka desain yang bagus, apa pun. Betapa saya merasa nyaman dengan taman Bungkul Surabaya karena reka bentuk, bahasa jiran untuk design, sangat menyenangkan dan mengindahkan suasana.
Monday, July 11, 2022
Bungkul
Kini, kami mendatanginya di pagi hari setelah menunaikan salat Id di Jalan Darmo. Setelah membeli kudapan, kami menghabiskan es teh, sosis, lumpia sambil duduk di lingkaran berbatu.
Zumi meminta difoto. Anak ini membawa balon yang diberi nama Boba. Sebelumnya, ia juga mengingatkan saya bahwa binatang seperti kambing itu adalah mammoth. Waduh, saya sudah tua untuk mengingat banyak hal. Betapa bersih lokasi ini! Tabik untuk Bu Risma dan wali kota penggantinya.
Angkringan
Saturday, July 09, 2022
Big Bad Wolf
Biyya memakai kaus mari belajar marxisne buatan Alfikr. Saya sudah melewati Pak Marx, karena kami hidup di sini dan kini. Syariah cukup umtuk melihat ekonomi, politik, dan tetek bengek yang lain.
Thursday, July 07, 2022
Iman yang Utuh
Alam kita sakiti, tetapi kita tidak merasa. Selagi bumi tidak dianggap ibu sebagaimana kearifan orang-orang kuno, manusia modern mengabaikan pengetahuan (logos), dan mengekalkan dongeng (mitos). Tos!
Bayangkan, Tuhan dipuja, di sebelah rumah ibadah sampah berserakan. Jelas, imannya tidak utuh.
Rindu Kelantan
Wednesday, July 06, 2022
Big Bad Wolf
Tuesday, July 05, 2022
Siasat yang gagal
Akhir-akhir ini, Biyya tidak lagi membawa buku ke mana-mana. Ia malas membaca. Tadi, saya bilang ke maminya, bahwa buku ini punya ayah terlupa tidak dibawa. Siapa tahu penyuka Aurora ini mau menguliknya. Eh, nggak mempan. Apalagi ia tidak enak badan.Kami pun sedang berusaha mencari cara lain. Ada saran? Alhamdulillah, banyak teman di Facebook yang memberikan saran, semisal Pak Gautama bahwa fase remaja perlu media lain untuk mengekspresikan diri. Dari Ibu Wiwied, kindle mungkin bisa menjadikan pengalaman membaca berbeda.
Komunalisme dan Fanatisme
Monday, July 04, 2022
Kajian KItab
Murid Sunan Kalijaga
Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...