Di sela-sela kongres ke-1 Ikatan Sarjana NU, saya sering berjamaah shalat di sini. Kebanyakan penunai sembahyang adalah orang setempat yang memakai kopiah hitam dan sarung, tak jauh berbeda dengan kebanyakan orang-orang Nahdliyyin melaksanakan shalat. Bedanya, mereka tidak membaca qunut di rakaat terakhir Subuh. Sebagai makmum, saya pun mengaminkan.
Thursday, February 23, 2012
Masjid Al-Ikhlas
Di sela-sela kongres ke-1 Ikatan Sarjana NU, saya sering berjamaah shalat di sini. Kebanyakan penunai sembahyang adalah orang setempat yang memakai kopiah hitam dan sarung, tak jauh berbeda dengan kebanyakan orang-orang Nahdliyyin melaksanakan shalat. Bedanya, mereka tidak membaca qunut di rakaat terakhir Subuh. Sebagai makmum, saya pun mengaminkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kajian Kitab Tingkat Lanjut
Paling kiri adalah Pak Ainol Yaqin. Bersama Pak Moh Jasri Ahyak beliau menghidupi kajian kitab kuning bulanan, Lailiyyah Syahriyyah di Pondo...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
No comments:
Post a Comment