Tuesday, October 31, 2023

Dari Populisme ke Anarkisme

Kami dan BEM se-Probolinggo akan membicarakan buku ini di perpustakaan daerah. Di tengah sinisme pada apatisme mahasiswa pada aktivisme, buku in hendak menyodorkan cerita sebaliknya.
Berbeda dengan Arie Sujito yang menganggap pengarang telah mati, saya justru hadir ingin mendengar sendiri bagaimana Khalid Boyan menghidupkan tulisannya dalam pertunjukan wicara nanti.
Perjumpaan bahasa lisan dan tulisan senantiasa menyuguhkan panggung yang memungkinkan penafsiran terhadap coretan lebih dramatis.
Setelah pulang pada diri masing-masing, setiap individu seeloknya bergerak untuk memiliki makna bersama. Bila tidak, kepahaman hanya sekadar igauan.

 

Kantin UNISMA

Saya pernah menulis "Ilusi Pesona Harvard" di sini, https://koran.tempo.co/.../opini/380852/ilusi-pesona-harvard, dengan tujuan menguji teori Swimmer's Body Illusion. Apakah orang itu pintar karena sekolah di Harvard atau memang pada dasarnya ia pandai?
Buku oleh Harry R Lewis ini menunjukkan jejak kebesaran Harvard, karena ia menjadi lembaga untuk semua warga dan kebebasan berpikir.
Dosen memenuhi keunggulan akademik dan sekaligus membantu mahasiswa untuk menemukan makna dalam kehidupan dirinya dan sebuah pemahaman terhadap kedudukannya di tengah masyarakatnya (hlm. xi).
Tetapi, adakah pijakan itu masih kukuh kini? Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita mesti sarapan terlebih dahulu. Tanpa terpenuhi kebutuhan dasar, siapa pun tidak akan beranjak ke tingkat eksistensi selanjutnya.

Dengan menikmati soto di kantin UNISMA Malang ini, saya merasakan pagi lebih segar.

 

Thursday, October 26, 2023

Bedah Buku

Bagi mahasiswa dan dosen, kegiatan bedah buku adalah bagian dari aktivitas rutin. Percakapan tentang karya merupakan arena untuk menguji pikiran, teori, dan kenyataan. 

Namun, sekali waktu, acara seperti ini merupakan jalan untuk pemantapan hubungan antara Badan Eksekutif Mahasiswa se-Probolinggo. 

Mereka bisa belajar dari Abdul Khalid Boyan yang menulis Dari Populisme ke Anarkisme, bagaimana mengelola gerakan menjadi tindakan. Dengan membaca, setiap individu yang bergerak akan melihat cakrawala, sesuatu yang ada di kejauhan sana. 
 

Sunday, October 22, 2023

Mandarin Club UNUJA

Koordinator Mandarin Club Universitas Nurul Jadid, M Alal Hakim, mengirim kabar dari kantin kampus bahwa wawancara calon peserta klub akan segera dilaksanakan. Tentu, tes ini mengukuhkan kehendak untuk mendalami bahasa asal negeri Panda itu. 

Kegiatan UKM ini tidak hanya bergiat dalam bidang bahasa, tetapi juga budaya negeri Tirai Bambu. Keduanya sememangnya berkelindan. Bagaimanapun, dengan memahami budayanya, bahasanya akan lebih mudah dipahami secara utuh. 

Selain itu, aktivitas tambahan ini memberikan kesempatan untuk mengisi waktu luang di kampus setelah mengikuti kelas. Lebih jauh, kerja sama dengan UKM Universitas Machung, Malang, yang sedang dirancang akan semakin menyemangati peserta untuk berbagi pengalaman dalam mengembangkan pembelajaran bahasa Lao Tse itu. 

Novi Basuki adalah ikon dari keberhasilan dari pembelajaran bahasa Mandarin di pondok. Siniar Dahlan Iskan dan lelaki asal Bondowoso ini menarik banyak khalayak untuk menontonnya. Dari wawancara khalayak tahu bahwa pandangan awam tentang negeri Mao Tse Tung perlu dilengkapi dengan cetusan dari orang yang pernah belajar di sana. 
 

Sebelum Upacara

Alhamdulillah, akhirnya saya bertemu dengan Pak Adriyanto, guru bahasa Indonesia MANJ, sebelum upacara Hari Santri Nasional ke-8 dimulai. Ternyata, memahami itu berpijak pada kemampuan linguistik. Tanpa ini, kepahaman tidak bisa dijelaskan. 

Lalu, kami pun bercakap bagaimana mengembangkan kemampuan bahasa siswa. Salah satu yang menjadi tumpuan adalah kegiatan pers, yang kebetulan MANJ memiliki media yang sangat bagus, Karisma.

Pada gilirannya, kepercayaan yang diberikan pada santri akan berbuah karya. Mereka akan melihat dunia dengan kepalanya sendiri.  



Friday, October 20, 2023

Kisah Buku [1]


Dengan membaca buku ini, kita bisa menambah cara memahami apa yang selama dianggap selesai, apakah itu Nietzsche atau Islam. Keduanya jelas memiliki kedudukan yang berbeda, namun kata dan telah menjelaskan perbedaan itu dengan jelas. 

Bahasa kiasan kadang dapat menampung kenyataan yang rumit. Apakan tidak, fase perjalanan hidup dapat digambarkan dengan watak unta, singa, dan kanak-kanak. Di fase terakhir, kita "bermain" tanpa beban, meskipun tanpa diawasi majikan, seseorang justru berjuang keras untuk terus terombang-ombang di lautan tanpa tepi. 

Selagi dalam kata, sememangnya realitas itu masih dibelenggu oleh batas. Metafora kadang bisa meretas, meskipun ia juga tak berdaya di tangan otoritas. Dalam kehidupan sosial, tatanan memerlukan struktur, tetapi dalam kehidupan pribadi, individu berumah dalam dalam dirinya sendiri. 
 

Dua Organisasi

Kami ngobrol dengan kepala sekolah dan guru-guru SD Muhammadiyah Boyolali di kantin Putrajaya, Kuala Lumpur. Mereka mengajarkan murid untuk melakukan rihlah ilmiyyah, perjalanan pengetahuan.
Ghirah peradaban dan berkemajuan memiliki banyak titik temu. Di sini, bila sama, kita bekerja sama. Sejauh ini, dua organisasi ini masih belum menemukan bentuk kegiatan yang semakin mendekatkan untuk mencerdaskan umat.

Meskipun bertempat di desa, sekolah ini hendak mendorong murid-muridnya untuk memiliki cakrawala luas. Kepergian ke Kuala Lumpur telah dirancang sejak awal dengan mendorong anak-anak itu menabung sedikit demi sedikit. Akhirnya, sejauh apa pun orang pergi, ia akan kembali untuk berbakti.


 

Hujan

Sepanjang jalan tol Kuala Lumpur menuju Kedah, hujan mengguyur aspal. Kabut muncul di atas bukit. Kami beranjak dari pelataran Masjid Putrajaya, Kuala Lumpur setelah menunaikan salat bersama.
Lora Latif memutar lagu Rhoma Irama dengan memanfaatkan bluetooth telepon genggam agar bisa terkoneksi dengan pemutar musik bus. Pengeras suara persis di atas kepala. Bus terasa melayang. Hidup ini selesai, Kawan.

Namun, kita senantiasa ingin berganti suasana. Setelah butiran semakin sedikit turun langit, saya berharap matahari sore keluar agar pendaran sinar pada daun mendatangkan pesona yang lain. Selagi alamiah, kata orang bijak, itu adalah kesenangan yang otentik.

Kisah Buku [2]


 Terjemahan ini dilakukan bersamaan dengan kelas terjemahan teks Ahad pagi di kampus Universitas Nurul Jadid. Menyemangati mahasiswa untuk mengulik huruf menjadikan bacaan dapat dialihbahasakan dan dialihpesankan untuk diri dan khalayak.


Kata-kata kunci, seperti iman, kafir, dan takwa, dipahami secara utuh sehingga lema-lema itu tidak dijadikan pembeda tetapi penyama untuk bersama dalam menyelesaikan isu kemanusiaan. Secara individual, wujud dari gagasan itu mungkin berbeda, baik bentuk, gerakan, dll, tetapi pesan tersirat memiliki semangat untuk menjadikannya jalan menuju kebaikan.

Tidak dapat dielakkan, apa yang selama dianggap sebagai jarak, justru berpihak bahwa pada titik tertentu manusia menanggung tugas yang sama, membebaskan warga dari belenggu dogma, karena kebedaan dilihat sebagai cara untuk menindakkan kehadiran liyan. 

Thursday, October 19, 2023

Masjid Putrajaya

Di sini, setiap individu khusyuk, tenang, dan tepekur. Anak-anak yang tampak dalam gambar adalah siswa SD Muhammadiyah Boyolali yang sedang berkunjung untuk pembelajaran di Kuala Lumpur.
Di pintu keluar, ayat kitab suci berpesan seusai sembahyang, bertebaranlah di muka bumi. Setelah menunaikan salat zhuhur, mereka mengerjakan banyak hal.
Prilaku khusyuk di atas tercermin dalam kehidupan sosial dengan bersikap santun dan tidak perlu menaikkan suara untuk menunjukkan kebaikan.

Wednesday, October 18, 2023

Benda Menuju Makna

Benda itu memiliki arti karena setiap individu melekatkan andaian makna. Setiap orang memerlukan keterlekatan agar ia bisa menjalani kehidupan. Menariknya, agar bisa meraih ketenangan, kita tidak melekatkan diri pada ke-benda-an.

Tetapi, khalayak perlu pijakan untuk meletakkan dirinya sebagai bagian dari makrokosmos. Dari sini, mereka bisa berkumpul bersama untuk merayakan kebersamaan atas kesamaan kepercayaan dan keyakinan. Kita tak perlu bertanya pada setiap yang hadir tentang hakikat secara kognitif, sebab mereka menghadirkannya secara afektif.

Titik ini hanya mengambil sebagian dari bumi. Selebihnya, manusia akan bertemu di jalan, pasar, dan ruang publik lain. Mereka membawa nilai-nilai dari teologi yang diserap sejak kecil dari keluarga. Perjumpaan sosial dan politik seeloknya merupakan kepanjangan etis dari kepahaman keagamaannya.

Destinasi

Kita bisa sampai ke "destinasi" dengan angkutan. Hanya orang yang diam, di mana pun berada, tak perlu bergerak. Orang panik akan berlarian ke sana ke mari untuk mencari barang yang hilang, yang tak perlu dicari.

Namun, kadang orang yang diam justru mengalami kepanikan luar biasa dan mereka yang berlarian menemukan ketenangan. Pendek kata, ekspresi dari mereka yang sudah selesai itu bisa beranekaragam.

Tatkala kami baru sampai di penginapan G2, saya segera ke kamar mandi dan merebahkan tubuh untuk istirahat. Pagi-pagi sekali saya bangun untuk menikmati kota Hatyai di dini hari yang sepi. Setelah bertanya ke satpam, ia mengajak saya ke resepsionis karena tak bisa berbahasa Melayu. Petugas itu menunjukkan minimarket terdekat, 7Eleven.

 

Hatyai

Saya duduk di sini tanpa mengasup apa-apa. Aroma kopi dari Thanyada pasar murah ini telah cukup untuk menunggu mahasiswa yang sedang berbelanja. Setelah mendapatkan dua kaus bertuliskan Thailand dan bergambar gajah, saya memilih duduk untuk tepekur. 

Tadi, saya sempat hendak membeli madu, tetapi barang cair tidak bisa dibawa ke kabin dan khawatir pecah bila dimasukkan ke bagasi. Dengan membatalkan hasrat, saya bisa mendapatkan di kampung halaman. 

Dengan merogoh kantong 288 bath, saya mendapatkan dua baju sebagai oleh-oleh. Satu kaus lain bertuliskan Kuala Lumpur saya beli di Geneve Timepiece, tak jauh dari Batu Caves. Di sini, seorang mahasiswa membeli sebuah jam tangan. Katanya, ia telah memimpikan sejak lama dan baru terpenuhi hari itu. Setiap orang menentukan pilihannya. 

 

'Rest Area' Tapah Selatan

Kami sampai di sini satu jam sebelum subuh setelah melaui perjalanan panjang semalaman dari Patani, Thailand. Seusai mandi, saya membeli secawan kopi di vending machine. Lalu, memilih duduk di depan kedai AW yang masih buka.
Saya pun berhenti sejenak dengan coretan di buku ini: according Epicurus, the way to avoid being plagued by instiable desires is to cultivate an attitude of gratitude: We should not spoil what we have by desiring what we have not (hlm. 92).
Karena tidak "memiliki" sirkuit Mandalika, saya cukup menikmati lagu Rhoma yang saya suka dan punya. Kesyukuran adalah jalan kecukupan. Guru mengaji kami waktu kecil telah mengajar kami untuk pandai bersyukur. Akur?
Asal tidak punya utang | Itulah orang kaya. Rhoma Irama telah mengingatkan kita dalam nomor Gali Lobang, Tutup Lobang bahwa takrif itu menentukan cara kita melihat banyak hal.Jadi semakin banyak negara ini menumpuk utang, semakin jauh dari kaya. Menurut Anda?

 

Reuni

Dulu, kami sama-sama belajar di Unibersitas Sains Malaysia. Kini kami bertemu di Prince of Songkhla University, Patani, tempat keduanya berkhidmat di universitas yang terletak di Patani ini. 

Kami menyamapaikan ucapan terima kasih sambutan yang hangat Ismail Katih dan Numan Hayimasae. Kita akan bergiat bersama antara UNUJA dan PSU pada masa akan datang. 

Setelah acara ini, kami mengunjungi masjid jami' Fathoni di tengah kota dan masjid Kersik yang dibangun pada tahun 1514 M. Dari dua titik ini, Nusantara terhubung sejak dulu. Dengan menghidupkan kembali, kita telah merawat tradisi.   

Oleh-Oleh Novel

Dari kekacauan dan siksaan revolusi, dan perjuangan terus-menerus melawan despotisme, Omar Robert Hamilton telah menggambar sebuah novel dengan kekuatan emosional dan intelektual yang besar. The City Always Wins adalah fiksi langka yang mengingatkan kita, dengan kearifan tentang kekerasan dan ketimpangan, duka dan kehilangan, bagaimana politik bagi banyak orang saat ini adalah cara untuk hidup - dan mati. ~ Pankaj Mishra

Banyak "endorsement" lain yang dapat menyemangati kita membaca novel berlatar Arab Spring ini. Tokoh, alur, dan dialog adalah penganggit cerita untuk membuat hidup bisa dipahami.

Kita pun bisa menyusun kisah kita sendiri di sini. Tatkala kekuasaan despotik bermaharaja lela, kita tak lagi bisa diam. Setidaknya, sikap kita tercatat di media sosial. Sial! Apa pun, buku yang saya beli di Kinokuniya KLCC untuk Biyya bisa menjadi sumber pengetahuan dalam bentuk fiksi. 
 

Tuesday, October 17, 2023

Kejahatan

Politicians hide themselves away

They only started the war
Why should they go out to fight?
They leave that role to the poor

Lirik di atas adalah sebagian dari lagu Black Sabbath dalam nomor War Pigs. Sebagai nyanyian yang menggugat perang, kelompok heavy metal asal Inggris itu mengkritik politisi yang memulai perang dan menyerahkan peran itu pada orang miskin. Lirik ini juga serupa dengan Bring Your Own Bom oleh SOAD. Kini suara protes itu terbentur tembok. Perang antara Ukraina dan Rusia tidak bisa dicegah oleh negara-negara besar. Demikian pula, Palestina dan Israel memasuki perang baru. Noam Chomsky menyebut negara raksasa itu kerdil.

Pertanyaan yang muncul dari perang itu adalah siapa yang jahat? Apa sebenarnya kejahatan itu? Karya yang disunting oleh William Irvin, Black Sabbath and Philosophy: Mastering Reality (2013), dapat didaras untuk menjernihkan masalah ini. Secara umum, kejahatan itu adalah sesuatu yang buruk, namun kejahatan berbeda dari sekadar kejahatan biasa karena yang buruk dapat menggambarkan apa pun yang tidak sesuai dengan keinginan kita, dari nilai yang gagal pada ujian hingga sakit gigi yang menjengkelkan. Kejahatan membawa serta tingkat bobot moral yang biasanya tidak melekat pada kejahatan belaka.

Secara umum, para filsuf membedakan antara kejahatan alamiah dan kejahatan moral. Kejahatan alamiah mencakup segala sesuatu mulai dari bencana alam, seperti angin topan dan tsunami yang menyebabkan ribuan orang tewas atau melarat, hingga penyakit pada hewan dan manusia, penderitaan yang disebabkan oleh cacat genetik, hewan di alam liar berburu dan membunuh hewan lain, dan sebagainya. Jadi, kejahatan alamiah terdiri dari peristiwa atau keadaan yang tidak menguntungkan di mana tidak ada manusia yang bertanggung jawab secara langsung.

Sementara, kejahatan moral terdiri dari tindakan dan konsekuensinya yang menjadi tanggung jawab langsung manusia, seperti perang, pembunuhan, polusi, dan sebagainya. Jenis kejahatan yang terakhir inilah yang menjadi fokus dari banyak lirik grup rock tersebut di atas. Electric Funeral menggambarkan dunia masa depan yang menakutkan dan berpotensi realistis yang dirusak oleh perang nuklir. Tidak berlebihan, kekhawatiran perang nuklir semakin dekat setelah negeri Beruang Putih mengancam Barat untuk menggunakan senjata yang sangat mematikan ini.

Tentu, perang itu juga berupa perang kecil, seperti tawuran atau adu mulut. Kadang, pertengkaran yang dipicu oleh gelegak adrenalin remaja kota berasal dari hal remeh-temeh, seperti adu pandang atau rebutan pacar. Demikian pula, konflik warga di banyak daerah dengan polisi tentara adalah perang lain yang disebabkan oleh keputusan politisi yang tidak berpihak pada rakyat. Tragisnya, pemodal dan para politisi tidak berada di wilayah yang disengketakan ketika warga dan aparat beradu fisik.

Lagu lain Black Sabbath yang layak direnungkan secara filosofis adalah "Solitude," yang menggambarkan keputusasaan dan kesepian eksistensial. Narator rupanya telah menghancurkan hatinya secara tidak adil dan bertanya secara retoris, "Oh, ke mana saya bisa pergi dan apa yang bisa saya lakukan? /Tidak apa-apa hanya bisa menyenangkan saya pikiran tentang Anda, "dan kemudian, berbicara kepadanya mantan kekasih, meratap, "Kamu hanya tertawa ketika aku memohon padamu untuk tinggal / aku sudah tidak berhenti menangis sejak kamu pergi." Jelas, ini semakin menegaskan absurditas, karena apa yang diinginkan dan yang terjadi berseberangan.

Lagu ini dengan sedih diakhiri dengan pengamatan bahwa "dunia adalah tempat yang sepi — Anda sendirian," sebuah situasi yang membuat narator tidak punya pilihan selain pulang dan "duduk dan mengerang," seraya menambahkan bahwa "menangis dan berpikir adalah semua yang saya lakukan." Rintihan Black Sabbath berhubungan dengan sisi gelap umat manusia. Tetapi untuk percaya bahwa sisi gelap ini benar-benar didorong oleh kejahatan dapat menyiratkan dua kesimpulan yang dipertanyakan.

Pertama, menurut garis pemikiran Ravi Zakharia, teolog, mengasumsikan keberadaan kejahatan adalah mengandaikan keberadaan Allah. Kedua, dan yang lebih penting, untuk melihat hal-hal buruk di dunia sebagai benar-benar jahat mewarnainya dengan cara supernatural yang pada dasarnya di luar kendali manusia, membuat kita tidak berdaya melawan hal-hal buruk itu. Kenyataannya, hingga ke hari ini, kejahatan moral senantiasa menghantui manusia. Menghadapi hal ini, Søren Kierkegaard pun hanya pasrah dengan beranjak pada fase tertinggi dari kehidupan eksistensial, religius. Iman tidak lagi menuntut ganjaran dan kesenangan, tetapi berterima pada keadaan tanpa alasan.  


Monday, October 16, 2023

Batu Caves


Setelah melawat Sleeping Buddha dan Masjid Kersik (1514) di Thailand, para mahasiswa pascasarjana mengunjungi kuil Batu Caves, Selangor, Malaysia. Perjalanan ini jelas membuka pikiran tentang bagaimana manusia menemukan diri dan Tuhannya. 

Di sini, kami bertemu dengan banyak orang dari seluruh dunia. Ada seorang Ceko yang juga datang dan mengagendakan pergi ke Bali. Masing-masing membawa pulang pesan dari sini. Tak lama kemudian, saya dan Pak Latif, koordinator tur, menikmati sarapan roti canai dan es sirap (sirup) di warung vegetarian tak jauh dari patung.

Kami dan kita semua selesai dengan hubungan kemanusiaan. Kita belum selesai dgn kezaliman di Rempang, Tumpang Pitu, dan Wadas. Apa pun, setelah menghayati kepercayaan, manusia akan berpihak. 

Nasib Filsafat

Toko terbesar di KL, Kinokuniya, Menara Kembar Petronas ramai dengan pengunjung. Kita tentu bergembira dengan keadaan ini. Ternyata, masih banyak orang yang menyukai bacaan di tengah kegandrungan khalayak terhadap gawai. 

Tetapi, tak banyak orang membaca filsafat. Itulah mengapa Stoa dan Seneca seeloknya mendapat tempat untuk khalayak. Apa yang dipikirkan itulah yang dilakukan sehari-hari.

Dengan menghadirkan filsafat klasik, orang awam bisa belajar dari awal bagaimana sesungguhnya berpikir kritis. Betapapun tidak dengan mudah disederhanakan, ia setidaknya bermula dari pertanyaan abadi, apa itu hidup baik?


 

Kecemasan

Tema ini mengambil tempat tersendiri karena kini banyak orang risau dan galau. Namanya era kecemasan. Cemas itu pasti terkait obyek (benda, orang, dll). Di sini, subyek (manusia) belajar menjaga jarak dengan apa yang ada di luar dirinya.

Saya pernah penulis isu ini di kolom Mingguan koran Kabar Madura. Kecemasan bisa lahir dari perasaan takut karena kehilangan atau kegagalan. Meskipun keadaan ini digambarkan mencekam tetapi ia bisa menjadi pengingat agar seseorang berwaspada. Semisal, sebab khawatir kehilangan kerja, seseorang menjadi penurut terhadap keinginan atasan dan masyarakat. Ia menyesuaikan keyakinannya dengan apa yang dipandang sebagai kepercayaan bersama, sebab sikap berbeda akan menendangnya dari komunitas.

Untuk bacaan lebih jauh, kita bisa mendarasnya di sini: Kecemasan. Apakah buku-buku itu bisa membuka pikiran untuk mengenal kerisauan? Pasti. Karya-karya menggunakan pendekatan psikologis dengan memanfaatkan data klinis. Siapa tahu apa yang dialami oleh orang lain juga kita lalui sehingga kita bisa bercermin.

Pulang

Setelah pergi, kami kembali. Supir bus memutar radio Sinar FM untuk menemankan perjalanan kami ke bandara KLIA 2. Sebelumnya, hujan mengguyur deras Jalan Puduraya, tempat penginapan kami berdiri. 

Budi oleh Saleem Iklim menambah harmoni pagi dengan sisa hujan barusan. Ketika alam cukup, kenikmatan lain adalah palsu atau KW. Tetapi, dengan dada terbuka kita tentu tidak hendak menempelak kesukaan orang lain, karena pada titik tertentu yang asli dan turunan itu saling menjaga pesan. 

Butiran hujan masih melekat di kaca depan. Udara segar. Sarapan pagi menambah tenaga untuk menuju bandara. Dalam keadaan sehat, kita akan melihat suasana itu penuh warna. 

Bus

Saya menyampaikan berita pada Mas Kiai Faizi bahwa bus Hino karoseri Adi Putro memang mantap. Kecepatan rata-rata 120/KM Sanjaya Putra membuat kami melayang riang tanpa guncangan.
Penat raib akibat lagu Dawai Asmara mengalun tanpa ampun. Setelah melalui perjalanan panjang, kami akhirnya kembali dari KL dan menggunakan bus di atas untuk pulang ke Paiton.

Namun, karena penumpangnya banyak, kami juga berbagi lagu. Sebagian mahasiswa minta lagu Shabian. Kondektur dengan sigap mengganti album. Sementara, saya merasa hadir utuh dengan selawat tarhim Al-Khushary karena ia menjadi penanda jelang magrib di kampung halaman.

 

Jejak


Setelah kegiatan akademik dan rekreatif mahasiswa UNUJA berakhir di Menara Kembar Petronas, saya sendirian menuju Kinokuniya KLCC untuk melihat buku-buku ilmu sosial.

Setelah mengantongi novel untuk Biyya dan tidak dapat lego di kedai buku itu untuk Zumi, saya segera kembali ke penginapan.

Dengan mengambil rute LRT KLCC-Masjid Jamek, saya bisa menyusuri jalan menuju Pudu untuk menikmati roti canai dan teh tarik di sepanjang gerakan tungkai kaki.

Nah, di warung Basheer Bistro, Jalan Leboh Ampang, saya merasakan makanan yang gurih ini. Sambil mengunyah, teks pada halaman 31 "The Wisdom of Frugality" saya daras ulang:

Judaism and Islam, however, have generally viewed the more extremes forms of asceticism negatively on the grounds that they express a rejection of God's gifts, and revered figures like Muhammad and Baal Shem Tov, the founder of Hasidic Judaism, are admired for their simple lifestyles.

Layak untuk direnungkan, bukan? Pasti, perayaan maulid merupakan jalan untuk meneladani nabi, bukan sekadar pesta dan tatap muka. 
 

Monday, October 09, 2023

Rumah Sakit

Semalam kami baru keluar dari rumah sakit setelah tiga malam tinggal di sini. Dokter Ayu membolehkan Zumi pulang setelah menjalani masa perawatan. Sebelumnya, penyuka bola ini mengalami demam. 

Ketika cek di poli anak, dokter menyarankan untuk opname setelah membaca hasil cek darah di laboratorium. Alhamdulillah, Zumi menjalani pengambil darah dengan tenang setelah sebelumnya pernah menolak.

Dengan perawatan intensif, perawat bisa memastikan memasukkan antibiotik melalui infus secara teratur. Selama di sini, suhu normal, meskipun pada hari ketiga sempat naik karena infus. Setelah dicabur, ia perlu beberapa saat untuk merasakan tubuhnya normal kembali.  


 

Wednesday, October 04, 2023

Keislaman


 Ulasan tentang tema ini didasarkan pada buku Roy Jackson berjudul Nietzsche and Islam. Terjemahan karya ke dalam bahasa Indonesia yang akan diterbitkan oleh Ircisod ini mengajak pembaca untuk memeriksa kembali pemahaman terhadap filsuf yang seringkali disalahpahami dan melihat Islam dari dua perspektif, historis dan transhistoris atau ideal.

Buku tersebut mempunyai dua tujuan yang saling berkaitan. Pertama, ia berusaha untuk menunjukkan bahwa Friedrich Nietzsche adalah bukan pembawa baku untuk ateisme. Pada kenyataannya, lelaki dan filsafatnya ini dijiwai oleh sebuah keagamaan yang mendalam. Kedua,  filsafat Nietzsche mempunyai keterkaitan khusus dengan identitas Islami yang dipahami di dunia modern. Sementara Nietzsche jarang berbicara secara khusus tentang Islam, pengakuan terhadapnya sebagai sebuah agama berbeda secara tajam dengan kritisisismenya pada Kristianitas.

Menariknya, dalam sebuah pernyataan, penulis Those Spoke Zarathustra berujar bahwa saya ingin hidup di antara Muslim untuk waktu lama, khususnya di mana iman mereka adalah paling taat: dengan cara ini saya berharap untuk mengasah penilaian dan mata saya untuk semua yang berbau Eropa. Aforisma ini ditemukan dalam bukunya Twilight of the Idols (1968), yang perlu dipahami lebih teliti berdasarkan banyak karya lain.

Dari buku ini kita bisa mengetahui mengapa Nietzsche begitu ramah terhadap Islam. Dalam proses pemastian ini, apa yang diceritakan pada kita tentang pandangan Nietzsche sendiri terhadap pentingnya agama juga diungkapkan. Ini sekaligus menafikan sebagian pandangan bahwa filsuf dari Jerman ini anti-agama, apalagi hanya dikutip secara sambil lalu tentang seruannya bahwa Tuhan telah mati.  

Dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, Roy Jackson memfokuskan pada apa yang dianggap sebagai paradigma-paradigma kunci Islam, yakni Alqur’an, Muhammad, Madinah sebagai ‘negara Islami’ pertama, dan empat khalifah yang dibimbing dengan benar (Rasyidun). Fokusnya adalah pada paradigma-paradigma ini ketika mereka cenderung dominan terkait dengan identitas Islam di antara para sarjana revivalis Islam.

Dalam hal ini, kembali pada Islam dalam apa yang dirasakan sebagai Era Keemasannya tidak orisinal dan dipandang oleh para Islamis sebagai tidak ortodoks. Namun demikian, orisinalitasnya terletak pada bagaimana seseorang mendekati sebuah kajian dari paradigma-paradigma ini. Roy menegaskan bahwa  orisinalitas, kreativitas, wawasan psikologis, filologis dan historisnya Nietzsche memungkinkan sebuah pemahaman yang segar dan mencerahkan tentang paradigma-paradigma Islam dalam konteks era modern.

Mengapa Nietzsche dipilih? Nietzshe adalah seorang filsuf dan seorang filolog, yang pandangan psikologisnya mendapatkan akar dari apa yang dimaksud dengan menjadi menjadi manusia, sementara filologinya mengapresisasi pentingnya bahasa dan penafsiran. Ini tentu sejalan dengan tradisi keislaman yang memberikan perhatian besar terhadap dunia teks (hadharah al-nash) dan kedudukan manusia di muka bumi yang penting dalam pesan ketuhanan (khalifah fil ardh).

Disiplin-disiplin ini sekaligus menjadikan Nietzsche sebagai penyumbang berharga terhadap perdebatan  yang menaruh perhatian pada hubungan kepercayaan-kepercayaan metafisik dengan kehidupan sehari-hari, hingga kejiwaan Muslim dan sebuah kepercayaan yang sangat bergantung pada teks sebagai sebuah cara menafsirkan dunia. Dari sini, keislaman kita bisa dilihat dari cara liyan memandang sehingga kita bisa mengkomunikaskan pesan keislaman ke dunia yang lebih luas tanpa tersandera dengan sikap apologetik dan dogmatik.

Kata Roy, Islam tidak hanya sebuah agama, ideologi, pandangan dunia, tetapi sebuah bahasa. Bahasa Arab, meskipun tidak dipahami oleh mayoritas orang beriman, adalah utama dalam Islam dan Alqur’an sebagai bahasa Tuhan dan Muhammad. Keluarga bahasa besar ini adalah sebagai pembentuk filsafat dan kontinen untuk evolusi binatang atau matahari bagi planet yang mengitarinya. Semakin tertutup kebudayaan untuk berbagi sebuah bahasa yang sama, semakin tertutup pandangan dunia mereka.

Dari penegasan Roy, Islam historis merupakan keniscayaan karena kehadiran agama berjumpa dengan banyak kebudayaan. Paradigma-paradigma kunci tersebut menyinari penganutnya untuk menjalankan keyakinannya dalam kehidupan sosial dan politik secara majemuk tanpa kehilangan pesan etis yang dikandungnya. Keislaman dengan banyak ekspresi lebih mengemuka dalam bentuk-bentuk luaran (seperti pakaian, bangunan, dan adat), sementara elemen dalaman (seperti salat, puasa, zakat, dan haji) relatif sama. Mengapa takut pada warna? (Sumber: Keislaman)

Pemakaman

Kami mengikuti prosesi pemandian, penyembahyangan, hingga penguburan almarhumah Ibu Hartatik binti Hidayat (13/3/1953-03/10/2023) di pemakaman Dusun Kebun. 

Sebelumnya, warga telah berkumpul di rumah duka tak lama setelah Bu Har menghembuskan napas terakhir. Malam sebelumnya, almarhumah masih mengikuti sarwaan. Kepergiaannya dengan tenang merupakan buah dari kebaikan. Saya, Pak Pri dan Pak Yuli berdiri di halaman rumah menunggu keluarga memandikan jenazah sementara ibu-ibu berada dalam rumah untuk membacakan surat Yasin. 

Warga menyalati jenazah di masjid Ali bin Abi Thalib. Begitu banyak orang menunaikan salat dan mengantar jenazah sambil membaca lailahaillallah. Malam itu, kami berjalan dari masjid ke kuburan yang berjarak sekitar 300 meter. Doa sang ustaz mengakhiri kepergian salah satu warga kami. Innalillahi wainna ilaihi raji'un

 

Kebedaan


 K. H. Abd Hamid Wahid berinisiatif untuk menyuburkan dialog kebudayaan dan keagamaan dalam kegiatan akademik kampus. Kehadiran Pdt. Alberth Yoku dan Izak Samuel Sayori dalam kuliah umum bertajuk “Memperkuat Toleransi Antarumat Beragama, Mewujudkan Kehidupan Harmonis” adalah salah satu ikhtiar dari ide besar tersebut”. Acara ini dihadiri oleh banyak dosen dan mahasiswa di aula pada 21 September 2023.

Dalam sambutannya, rektor Universitas Nurul Jadid tersebut mendorong mahasiswa untuk meraup pengetahuan, pengalaman, dan seni kehidupan dari apa yang akan disampaikan oleh tokoh dari tanah Papua tersebut. Sebelumnya, dua sarjana ini mengunjungi Kiai Zuhri Zaini untuk bersilaturahmi. Dengan hangat, pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid ini menerima tamu di kediamannya.

Dengan mengungkapkan Papua adalah tanah bagi semua bangsa dan agama, sang pendeta telah menunjukkan kemajemukan adalah kenyataan yang diterima dengan sangat baik. Untuk itu, ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kabupaten Jayapura ini mendorong mahasiswa untuk bisa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di bumi cenderawasih melalui program pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat setempat untuk melihat dari dekat apa yang berlaku di sana.

Apa yang disampaikan oleh pendeta untuk mewujudkan hubungan antarumat adalah tepat. Keharmonian diwujudkan melalui kerja sama dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat, sementara praktik keagamaan diberi tempat sebagai wujud kepercayaan pribadi. Pendek kata, keyakinan agama yang bersifat sui generis, benar dalam dirinya, tak perlu dipertentangkan dengan sengit karena hanya akan berujung pada perdebatan yang tidak kunjung ada ujung.

Peristiwa ini meneguhkan semangat pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang baik bagi seluruh warga. Saya melihat kegiatan ini menunjukkan bahwa isu toleransi tidak lagi dibatasi pada perbincangan titik temu antaragama, tetapi ditekankan untuk mendorong generasi lintas kepercayaan untuk bahu-membahu bekerja untuk membantu masyarakat luas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti akses pada air, pupuk, pendidikan, dan kesehatan. 

Kebedaan justru menjadi titik temu, bukan pisah, untuk meraup semangat dari etika identitas masing-masing melihat ruh dari pengabdian yang menjadi ajaran pokok dalam mendorong perubahan kehidupan secara nyata. Bagaimanapun, diskursus keagamaan tidak bisa dibahas tanpa kesediaan memahaminya dari banyak sudut pandang. Dimensi-dimensi agama jelas merangkumi ritual, mitologis, doktrinal, etik, sosial dan pengalaman.

Dari banyak dimensi tersebut, perbedaan tidak dilihat dari permukaan, tetapi persamaan yang muncul dari kedalaman. Tidak dapat dielakkan, meskipun masing-masing agama memiliki ideal-ideal dan keunikan-keunikan, namun seringkali yang ideal menyesuaikan dengan kondisi-kondisi sosial. Betapa etika situasi yang didasari oleh phronimos Aristoteles, yakni orang yang tahu sesuatu yang benar untuk melakukannya di waktu yang tepat dan lingkungan yang sesuai, perlu dijadikan pijakan.

Bagaimanapun, dalam dimensi ritual, mereka akan kembali ke dunianya masing-masing yang menjadi jalan untuk mendapatkan kedamaian ruhani dan memasuki alam ilahi. Dari semangat pencerahan inilah, manusia akan kembali pada lingkungannya untuk bahu-membahu mengatasi krisis kemanusiaan dan lingkungan. Karena berbagi air, bumi, tanah dan matahari yang sama, kita tidak mendapatkan hak eksklusif untuk memanfaatkan alam untuk satu kelompok saja, tetapi untuk semua.

Oleh karena itu, dialog keagamaan perlu didorong pada kerja sama antarseluruh kelompok untuk menjadikan rumah ini, alam, nyaman bagi setiap orang, apa pun kepercayaan dan keyakinannya. Ibadah adalah jalan kesyukuran yang bisa dilakukan dalam keadaan tenang dan nyaman tatkala tidak ada pertikaian, perang, dan penindasan. Harmoni yang sejati adalah keselarasan hidup antara sesama manusia dan alam. Sumber: Kebedaan

Syawal Ketujuhbelas

Biyya mendapatkan hadiah ulang tahun berupa novel dari Tante Ana. Dua anak imigran China di Melbourne, Australia hendak menautkan rasa di se...