Tuesday, June 30, 2020

HIdup Petani!

Pak Ayub membajak sawahnya sebelum pukul enam pagi. Bunyi traktor menghiasi hangat pagi. Betapa penggarap tersebut menjadikan suasana hidup.

Dengan teknologi 2.0 dan telepon (belum) android, petani tersebut menjalani keseharian. Meskipun menggunakan mesin, tetapi lelaki kampung sebelah tersebut menggunakan tenaga untuk mendorong traktor. Sekali waktu, ia tampak mengerahkan otot untuk melawan liatnya tanah.

Bersama seorang rekannya, Pak Ayub menyelesaikan pembajakan tanah seluas dua hektare selama dua hari. Terik matahari dan tanah yang keras menjadikan tubuh keduanya kuat. Setelah menuai padi, pemilik akan menanam tembakau. Ya, beras dan rokok yang dinikmati oleh orang ramai itu dihasilkan oleh jerih payah petani. Hidup petani!

Monday, June 15, 2020

Metallica itu Rhoma





Tatkala tinggal di Kedah, setiap kali kami bepergian dengan kereta (baca: mobil), saya sering memutar lagu Metallica. Zumi sangat menyukai Master of Puppet, karena nomor ini ada pada urutan pertama. Mungkin karena murid TK Nurul Jadid tersebut sering mendengarkan lagu Rhoma Irama, ia menyebut Metallica adalah Bang Haji. Kelakarnya, adik Biyya sering menyebut Rhoma bila mendengar grup metal asal Amrik itu. 

Kini, setelah tinggal di Paiton, ia meminta untuk mendengar lagu Rhoma. Tak disangka ia merekam dirinya sambil menikmati Enter Sandman. Meskipun tak bisa mengikuti nyanyian karena kosa katanya masih terbatas, sepertinya adik Biyya begitu menghayati. 

Berbeda dengan kakaknya yang menyukai Billie Eilish, Zumi belum bisa membaca sehingga tak mencoba untuk menulis lirik dan mengikuti vokalis yang membawakan Unforgiven dengan baik. Mungkin, ini jalan agar ia bisa belajar mendaras melalui kesukaannya pada musik. 

Tuesday, June 09, 2020

Kirim Buku

Kemarin, saya pergi ke POS dengan Zumi untuk menanyakan ongkos kirim buku ke Petaling Jaya, Kuala Lumpur. Pegawai menghitung dengan berat 500 gram diperkirakan Rp 341 ribu.

Tentu, ongkir sebesar itu berkali lipat dari harga buku yang akan diposkan. Tetapi, peminat melalui pesan messenger tak keberatan. Saya tentu senang dan jauh lebih seronok karena Zumi belajar bagaimana wirausaha bekerja.

Lihat! Anak kecil itu memakai helm, masker, dan jaket. Ia mungkin tak sepenuhnya memahami, tetapi minatnya jelas tumbuh bersamaan dengan pelaziman. Kemarin sore, tiba-tiba ia menawarkan mau makanan apa? Dengan menjadikan sampul buku yang sobek sebagai nampan, ia meletakkan kentang goreng, burger, dan mainan. Jelas! Ini bayangannya tentang McDonald.

Betapa kuat pesona kedai makan asal Amrik itu hinggap di benak seorang anak. 

Syawal Keenambelas

Bersama TKI, kami pergi pada dini hari ke bandara ketika Anda tidur atau menonton laga bola Inggeris lwn Belgia.  Sebagian buruh dari Madura...