Bus ini mengantar kami ke Jember. Ada banyak cerita sebelum kendaraan berbadan besar ini menjejaki tanah daerah seribu pesantren ini. Di terminal Juanda, bus bernomor N 7277 D ini menyabut kami dengan riang. Setelah tiga jam kami berada di dalam badan pesawat, tiba giliran kami merasakan jalan darat. Tak sama dengan pengangkut pertama, kami merasakan bus ini jauh lebih nyaman karena masing-masing lebih lebih leluasa bercanda dan bertukar cerita. Bayangkan kalau suasana bising penumpang ini berlaku di burung besi!
Dengan hanya berdua belas, kami diseret oleh bus ini dengan ringan, tak terseok-seok, apalagi jalanan tak disemuti oleh pelbagai jenis kendaraan. Meskipun kami baru pertama kali bertemu di LCCT KLIA, namun kimia pertemanan cepat menyemburat. Para pengajar perguruan tinggi dari banyak universitas Malaysia akan mengikuti bengkel (workshop) kepemimpinan yang digelar oleh Universitas Jember dan Akademi Kepimpinan Pengajian tinggi KPT Malaysia. Sebenarnya senyum telah memecah sejak kami memulai percakapan pertama kali. Namun, bus bertanda bintang ini seakan-akan menjadi panggung setiap orang untuk berkelakar sehingga gelak-tawa berderai.
Ternyata percakapan yang disertai tawa itu menguras tenaga. Kami pun mengasup makan di Rumah Makan Gempol Asri. Di sini, kami juga menunaikan sembahyang berjamaah yang diimami oleh Dr Jamal, dosen Pendidikan Universitas Kebangsaan. Hebatnya, surau di sini bersih dan terawat. Air melimpah. Usai beribadah, kami pun menyantap pelbagai jenis makanan yang telah dipesan. Ternyata banyak kawan-kawan yang menyukai Teh Botol Sosro. Saya pun sangat menikmatinya karena lidah ini telah merasakan pahit dan manis teh ini sejak belajar di Pondok Annuqayah.
Dengan hanya berdua belas, kami diseret oleh bus ini dengan ringan, tak terseok-seok, apalagi jalanan tak disemuti oleh pelbagai jenis kendaraan. Meskipun kami baru pertama kali bertemu di LCCT KLIA, namun kimia pertemanan cepat menyemburat. Para pengajar perguruan tinggi dari banyak universitas Malaysia akan mengikuti bengkel (workshop) kepemimpinan yang digelar oleh Universitas Jember dan Akademi Kepimpinan Pengajian tinggi KPT Malaysia. Sebenarnya senyum telah memecah sejak kami memulai percakapan pertama kali. Namun, bus bertanda bintang ini seakan-akan menjadi panggung setiap orang untuk berkelakar sehingga gelak-tawa berderai.
Ternyata percakapan yang disertai tawa itu menguras tenaga. Kami pun mengasup makan di Rumah Makan Gempol Asri. Di sini, kami juga menunaikan sembahyang berjamaah yang diimami oleh Dr Jamal, dosen Pendidikan Universitas Kebangsaan. Hebatnya, surau di sini bersih dan terawat. Air melimpah. Usai beribadah, kami pun menyantap pelbagai jenis makanan yang telah dipesan. Ternyata banyak kawan-kawan yang menyukai Teh Botol Sosro. Saya pun sangat menikmatinya karena lidah ini telah merasakan pahit dan manis teh ini sejak belajar di Pondok Annuqayah.