Kalau kita bisa memahami tanda-tanda ini dengan baik, kita akan bisa menikmati hidup dengan apik. Tanda larangan merokok bukan sekadar kita tidak merokok di tempat ini, kita juga tidak merokok di muka bumi. Demikian pula, tanda laki/perempuan itu menunjukkan kita harus pintar-pintar memilih tandas (toilet), kalau salah, kita bisa digebuk oleh orang ramai. Penaik (eskalalator) itu membantu kita menginjak jenjang selanjutnya, agar kita tidak selalu berada di lantai pertama. Masihkan kita abai pada tanda? Tentu tanda paling penting adalah Exit, tempat kita keluar dari bangunan. Bayangkan kita berada dalam satu ruang dan tidak tahu jalan keluar! Pengap. Gundah. Putus asa. Mari mencari jalan keluar, bukan mengutuki keadaan.
Saturday, December 22, 2012
Menikmati Hidup Melalui Tanda
Kalau kita bisa memahami tanda-tanda ini dengan baik, kita akan bisa menikmati hidup dengan apik. Tanda larangan merokok bukan sekadar kita tidak merokok di tempat ini, kita juga tidak merokok di muka bumi. Demikian pula, tanda laki/perempuan itu menunjukkan kita harus pintar-pintar memilih tandas (toilet), kalau salah, kita bisa digebuk oleh orang ramai. Penaik (eskalalator) itu membantu kita menginjak jenjang selanjutnya, agar kita tidak selalu berada di lantai pertama. Masihkan kita abai pada tanda? Tentu tanda paling penting adalah Exit, tempat kita keluar dari bangunan. Bayangkan kita berada dalam satu ruang dan tidak tahu jalan keluar! Pengap. Gundah. Putus asa. Mari mencari jalan keluar, bukan mengutuki keadaan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kajian Kitab Tingkat Lanjut
Paling kiri adalah Pak Ainol Yaqin. Bersama Pak Moh Jasri Ahyak beliau menghidupi kajian kitab kuning bulanan, Lailiyyah Syahriyyah di Pondo...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...

No comments:
Post a Comment