Banyak kata dibebani oleh rekaan sendiri, kata Eka Kurniawan. Tak hanya di sini, di negara jiran, erti lema juga ditekuk sedemikian rupa agar sejalan dengan pilihan politik.
Padahal, kenyataan tidak sesempit sangkaan. Sebagai anak yang mewarisi emosi Masyumi, saya kagum dengan Risma, mantan wali kota Surabaya, karena berhasil mengubah wajah kota. Betapa senang saya bersalat Iduladha di depan Taman Bungkul bersama keluarga.
Andai PPP nanti memilih Ganjar, saya tetap sokong Anies. Di Bawah Lindungan Ka'bah sekalipun, pilihan calon kami bisa berbeda. Tentu, dengan cemas, saya menunggu isyarat Bang Haji sebagai pengasuh Perguruan Islam Rhoma Irama (PIRI).
Kalau Anies, RK, dan Ganjar bisa duduk semeja, mengapa kita harus bersikap seperti Eko Kuntadhi dkk? Ruang gema (Echo Chamber) perlu didobrak agar media sosial kita tidak menjadi kamar orang-orang yang menyuarakan berita pelintiran hanya karena ia mendukung calon yang dielusnya, dan mencela kandidat yang tidak disukaianya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment