Friday, January 20, 2023

Musala Kampus

Setiap Kamis siang, MATAN akan menggelar selawatan. Sekali-kali saya hadir untuk bersiduduk agar bisa merasakan kesyahduan dan kekhusyukan dalam melantunkan pujian. Dengan disiarkan melalui pelantang, suasana siang itu terasa magis. 

Karena harus mengisi kelas literasi pada waktu yang sama, saya menghadirinya secara gaib. Kegiatan ini merawat kepikiran, sementara selawatan adalah memupuk kebatinan.

Setelah mengasah otak, warga berjemaah di musala. Mereka merehatkan logika, dan menajamkan rasa. Ini dijaga agar hidup tidak oleng. Tatkala tepekur di sini, seseorang tidak lagi berpikir tentang perut dan isi dompet, tetapi ia menghadirkan penghayatan tentang kenyataan secara utuh. 
 

No comments:

Radio, Kopi, dan Ibn Khaldun

Ronald Reagen pernah mengutip Ibn Khaldun tentang pajak. Betapa ide penulis Muqaddimah mengalir hingga jauh. Menariknya, mantan presiden Ame...