Karya ini dibagi pada tiga bagian. Ia membayangkan apa yang hendak diulas, dan paradigma yang digunakan, lalu pada gilirannya kegunaan dari pengetahuan itu dalam keseharian. Pendek kata, ilmu itu untuk budi dan bakti.
Saya akan membawa ulasan ini pada kelas literasi Santri Patriot Panji Pelopor, SMANJ, MANJ, dan MAN agar mereka bersemangat untuk menulis apa yang telah dibaca. Lalu, dari sini mereka memeriksa pemahamannya terhadap buku yang didaras.
Menulis adalah cara membaca yang terbaik. Buah tangan Edi Mulyono untuk karya yang mengilhamkan ini. Mas Hendri Irawan telah memberi ruang untuk pemuatan karangan tersebut. Dari sini, minat baca warga akan terus dipupuk. Tanpa mengulik halaman buku, seseorang telah menutup sebagian jendela dari rumah kehidupannnya. 
 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ruang Baca
Saya meletakkan pesan Pak Musa Asy'arie di loteng, tempat kami menyimpan buku. Berjuang dari Pinggir adalah salah satu karya beliau yan...
- 
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
 - 
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
 - 
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
 

No comments:
Post a Comment