Friday, June 09, 2023

Kematian


 Saya masih mengingat dengan baik kapan dan di mana saya pertama mendengar syair “Kematian” Kiai Aminullah Murad. Syiir, sebutan Madura, ini sangat menggetarkan. Ia terdengar sayup-sayup secara tidak sengaja ketika saya bermain di sawah pada waktu kanak-kanak. Saya menyangka Sayyid Amin memutarnya karena arah suara berasal dari kediamannya. Beruntung, kenangan ini bisa diselamatkan dengan penggunggahan syair tersebut di kanal Youtube. Dari sini, saya mengetahui sosok sang penulis yang berasal dari Larangan, Pamekasan, tersebut.  

Tidak hanya suara, latar video yang memperlihatkan pemandian jenazah dan pengusungan keranda membuat suasana semakin mencekam. Tentu, perasaan ini tidak terlepas dari pengalaman pribadi yang membesar dalam pandangan dunia kematian yang diselimuti dengan misteri dan ketakutan. Betapa kami berlarian tatkala melewati kuburan di malam hari, meskipun pada waktu itu banyak remaja yang justru mencari jangkrik di areal pemakanan, karena binatang yang berasal dari kawasan ini ‘jago berkelahi’.

Lagu Rhoma Irama berjudul “Kematian” mengungkapkan tentang sang malaikat yang mencabut nyawa tanpa bisa dihalangi oleh apa pun. Tentu, nyanyian lain, “Sebujur Bangkai”, menampilkan kisah tatkala manusia menghembuskan napas terakhir  yang tak kalah menyeramkan, bahwa setelah tubuh mayat ditanam di tanah, orang-orang tersayang akan meninggalkan kuburan dan selanjutnya badan itu akan dimakan cacing, menjadi bangkai tak berguna. Lalu, apa kata Bang Haji setelah kematian? Setiap manusia bergantung pada iman dan amal.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...