Sunday, May 18, 2025

Suramadu | Kopi | Rintik

Menjelang menyentuh bibir jembatan, kami berhenti di sebuah lencak bambu sebuah warung untuk mengusir kantuk. Meskipun mengeluarkan buku, saya justru mendengar cerita tentang dunia basement gedung dewan Senayan dari sang kawan.

Kisah petinggi wakil kita itu bak drama. Hanya kisah segelintir yang otentik. Tak pelak, kebanyakan konstituen tak juga cerdik sejak era Reformasi.

Kini, politik masih menyisakan cerita yang sama. Reformasi belum bekerja secara saksama. Namun, setidaknya ada pergiliran kekuasaan. Ada mobilitas yang bisa diraih oleh siapa saja. 
 

No comments:

Radio, Kopi, dan Ibn Khaldun

Ronald Reagen pernah mengutip Ibn Khaldun tentang pajak. Betapa ide penulis Muqaddimah mengalir hingga jauh. Menariknya, mantan presiden Ame...