Anda mengenal diri dari nama, keluarga, dan kepercayaan. Takrif manusia dibatasi oleh apa yang menempel pada tubuh. Lalu, bagaimana jika ia menemukan diri yang lain?
Tak dapat disangkal, seseorang mengalami kebingunan karena hakikat diri dalam pengetahuan ditopang oleh pencetus yang berbeda, ada sarjana yang mendasarkan pada dorongan seksual dan agresi, sementara yang lain spiritual.
Siapa pun tentu telah mengalami pendorong itu. Seusai melewatinya, ia akan selalu menemukan dirinya dalam sunyi. Dalam keramaian, kita menyesuaikan dengan kerumunan. Kalau menjadi diri sendiri, kita ingin diakui oleh khalayak.
No comments:
Post a Comment