Friday, September 19, 2025

Jejak Belajar Tafsir

aya menyampaikan pada Mas Kiai Muhammad Mushthafa untuk membedah buku pertama kali di Annuqayah, tempat saya belajar tafsir. Akhirnya, janji ini bisa ditunaikan dengan baik. Dengan melibatkan mahasiswa Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Diskusi hidup dan menantang. Jelas, mereka adalah mahasiswa yang sungguh-sungguh mengambil jurusan tersebut. Kehadiran Dr Fatkhurrasyid sebagai pembanding telah menjadikan acara ilmiah tersebut makin bergizi.
Sebelumnya, saya dan Mas Ajimuddin Elkayani berjumpa dengan Pak Kiai Mohammad Husnan. Ikatan yang telah lama terpatri menjadikan pertemuan ini mudah memantik kehangatan. Sebagai orang yang dulu berkecimpung dalam organisasi kemahasiswaan, Kiai Husnan tentu tahu bagaimana mendorong mahasiswa INSTIKA untuk bergiat dalam program ekstrakurikuler.
Dengan mengambil tempat jauh dari kota, INSTIKA tetap berhasil menjadikan kampus ini tersambung dengan banyak negara, seperti Jerman dan Malaysia, dengan memanfaatkan jaringan internet untuk menghadirkan sarjana secara maya di ruang kelas Bukit Lancaran. Pendek kata, batas pusat dan pinggiran roboh berkat kegigihan Gus Muhammad Mushthafa.
Secara pribadi, ghirah di atas sejatinya lahir dari pesan almarhum Pak Kiai Abdul Warits Ilyas bahwa hubungan spiritual dan intelektual kiai-santri itu abadi.

 

No comments:

Ngalap Berkah |

Abaikan rambut saya yang tak seperti biasa ketika berfoto, rapi jali, seperti Harmoko.  Mas Yanuar, editor, memberitahu saya melalui WA bahw...