Monday, October 06, 2025

Menggugat PPP

 

PPP jelas lebih "demokratis" daripada PDIP, karena partai ini memberikan ruang pada pemilihan ketua umum, meskipun akhirnya para tokohnya memilih aklamasi. Apa bedanya dengan Banteng? Jelas, keadaan centang-perenang ini menunjukkan elite partai tidak matang, kekanak-kanakkan. Elok, logo partai diganti dengan gambar batu.

Kata Amir, PPP ini partai miskin. Rp10 miliar terlalu besar untuk disia-siakan bila "deadlock". Padahal, Mardiono dan Suparmanto memiliki banyak duit, dan bahkan dulu Sandiago Uno digadang-gadang untuk menduduki posisi penting, tetapi ternyata mantan wakil gubernur DKI ini tidak menggelontorkan duit sehingga partai berlambang ka'bah terpental dari Senayan.
Kini, apakah ishlah mungkin? Romi rasional. Bila Mardiono gagal mengantar PPP ke gedung wakil rayat, alasan apa yang bisa dijadikan pijakan untuk kembali mendukungnya? Bagi saya, politik itu seni. Selesaikan dengan saksama atau kadernya hengkang!

No comments:

Adab dan Ilmu

Sebelum mengaji kitab Syarh al-Hikam , saya membuat status dengan mengutip kalimat untuk menggagit sebuah ayat (sebutan kalimat di negara te...