Saya baru saja menyelesaikan menonton Hologram for the King. Film yang dibintangi oleh Tom Hanks dan Sarita Choudhury jelas menggambarkan dua budaya yang kontras, Amerika dan Saudi Arabia. Meskipun secara komersian gagal, namun film ini menggugah penonton paruh baya tentang krisis dan eksistensi.
Kecemasan itu digambarkan secara sempurna dengan pengangkatan benjolan dari tubuh, seakan-akan hendak mengatakan bahwa perasaan gundah-gulana itu juga bisa dihilangkan dari jiwa manusia. Film ini berlokasi di Jerman, Mesir dan Maroko seraya mengabaikan tanah Haram karena alasan kekangan politik. Betapa cemas Yousef ketika membawa Alan memasuki tanah yang dilarang untuk dimasuki oleh nonmuslim.
Kalau dilihat, film ini bisa menggambarkan kegalauan seorang santri yang belajar filsafat seraya masih membawa pengetahuan dan pengalaman keagamaan dalam keseharian. Ada jurang pemisah yang luas terkait apa itu makna hidup dan bagaimana menjalaninya karena pemikiran kritis selalu bertanya untuk apa ketaatan pada Tuhan.
Benturan kebudayaan hakikatnya bermula dari cara berpikir. Manusia akan bertemu secara utuh bila saling mengerti dan setiap insan saling menyangga dengan menerima satu sama lain dan bersikap jujur. Menariknya, betapa pun ada konflik keras, namun film ini tidak menampilkan secara dramatis, seperti adegan teriak-teriak dan histeris.
Saya pun tertawa kala Alan berada di dalam kendaraan bersama teman-teman proyek yang gagal dan terpaksa menelan pil pahit ketika melihat kontrak teknologi itu dimenangkan oleh perusahaan Cina. Raja Abdullah lebih memilih harga yang murah, separuh dari anggaran yang diberikan oleh Reyland.
Akhirnya, apa pun tantangan setiap orang dari film ini berakhir dengan pilihan hidup. Yousef kembali ke kampung halamannya karena merasa tidak aman sebab diteror oleh orang kaya yang memandang dia adalah orang jahat karena dianggap menjadi duri dalam daging dari kehidupan rumah tangganya.
Saya membayangkan di masa depan identitas manusia tidak lagi dibatasi oleh negara, agama, dan budaya. Ada yang akan menyatukan kita semua yang akan diperantarai oleh penggunaan bahasa, terutama Inggris dan lingkungan alamiah yang asli akan menjadi rumah kita yang paling nyaman. Mari bermain di laut, sawah, dan gunung! Alam menyediakan cukup keingingan kita.

No comments:
Post a Comment