Monday, November 10, 2025

Stasiun Gubeng

Pukul 11 kereta api tiba. Stasiun tak begitu ramai. Kedai-kedai tutup. Sementara, radio Suara Surabaya memberitakan bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) akan memperkenalkan menu lokal untuk mengurangi sampah makanan.

Pramugari menawarkan nasi goreng Parahyangan pada para penumpang. Sang masinis berdiri di depan pintu. Dari jendela, saya melihat kota tampak lengang. Rehat itu nikmat. Tidur itu memasuki ruang lain dalam kehidupan.

Saya menarik napas. Sebentar lagi, Blambangan akan menjejaki tanah Probolinggo. Setiap perjalanan akan berhenti di satu titik, dan akan melanjutkan ke titik lain. Namun, apa pun destinasi yang menjadi tujuan, kita akan kembali pada pikiran dan perasaan sendiri. 
 

Ketungguan

Kita sering menggunakan kata penantian, sebuah proses untuk mendapatkan giliran. Saya menyodorkan ke-an dan kata dasar tunggu, sebuah pilihan sadar untuk berada di sini, kini, dan sebegini di ruang tunggu. Bukan ruang nanti, kan?

Saya tahu pukul 12.23 kereta api bertolak, tetapi saya juga akan mengalami ketungguan yang lain dalam gerbong. Kala 00.36 sampai, saya tetap berada di ruang, waktu, dan kondisi tertentu. Jadi, ke mana-mana kita akan membawa kepikiran, kerasaan, dan kedamaian sendiri.

Tak lama kemudian, para penumpang bergegas untuk menaiki Blambangan, yang bertolak tepat waktu. Tabik, Jonan! Di dalam gerbong, saya menjalani keseharian, sebagai orang yang suka menikmati lagu, membaca buku, dan mendengar deru, tepatnya bunyi. Bukankah derik rel itu semacam musik juga? 
 

Sunday, November 09, 2025

Bulgogi, Kopi, dan Aturan Pesantren

 

Hitam berarak menyelimuti matahari. Mendung tampak terlihat dari jendela. Saya baru saja makan bulgogi dan lalu menyesap kopi.
Dialah Tuhan. Ebiet G Ade menyerahkan semua perkara pada Pencipta alam. Ini menebalkan kepercayaan kita yang mengaji Syarh al-Hikam bahwa segala hal dalam kuasa Tuhan.
Dalam perjalanan panjang, saya akan melakukan banyak hal di kereta api, yang sehari-hari kami lakukan, salat, membaca, menikmati musik, dan merenung. Anda tentu juga menunaikannya.
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih. Debu itu kudu disingkirkan, seperti pamer (riya), dengki, dan sombong. Jadi, bila ada petaka, kita wajib berbenah. Kepada-Nya kita kembali. Khalas.

Tulus

Saya menginap di rumah adik di Rawa Wadas Pondok Kopi Jakarta Timur. Dulu, saya membelanya kala diganggu oleh temannya di sekolah dasar. Semua abang akan melakukannya, bukan? Penyuka Sheila on 7 ini menunjukkan ketulusannya dalam menjaga hubungan persaudaraan, baik pada kakak perempuan dan lelakinya.
Kemarin dan pagi tadi kami ngobrol ke sana ke mari, dari bola hingga politik. Alhamdulillah kami akan mudik di lebaran nanti. Bila hari-hari sebelumnya bertukar sapa melalui panggilan video, nanti kami berencana ziarah ke makam kakek di Gili Genting.
Tautan itu bermula dari keluarga, baru warga dan negara. Pelan dan pasti, ketiganya berjalan secara serentak. Kita tinggal menentukan ruang dan waktu untuk membawakan diri.

 

Saturday, November 08, 2025

Kelas Berjalan

Kami membahas topik Hermeneutika Kritis secara daring (online, atas talian). Di ruang kerja sama (Coworking space) stasiun Jatinegara, saya bersemuka secara maya dengan mahasiswa S2 Studi Islam. 

Apa maksud gerakan ganda dalam pikiran Fazlur Rahman? Apa mungkin menghadirkan masa lalu dan menyingkap masa kini untuk mengungkap tanda dari sebuah peristiwa? Semisal, apa pengertian dermawan di era nabi dan kini? Lalu, kala kita mwnggabungkan apakah secara konkret adalah sikap filantropis Peter Singer yang mendonasikan 80% gajinya untuk badan amal? 

Sebelumnya, saya mengisi kelas S3 yang mengulik epistemologi era klasik, modern, dan kontemporer. Dalam aspek ini, wangsit itu berada dalam periode mana? Sebab, saya merasa menerima pesan dari langit, yang gamang untuk menyebutnya, apakah ini ilham atau intuisi. 

Aha! Ternyata pesan untuk segera makan di restorasi itu didorong oleh rasa lapar, bukan bisikan dari atap gerbong.

Friday, November 07, 2025

Nurul Hidayah

Sepulang dari subuhan, saya ngobrol dengan Pak Sugeng, penasehat masjid, yang pensiunan BI. Kami bercerita Hebitren. Beliau bercerita bahwa karpet baru diganti. Pantesan, tadi saya merasakan kebaruan. Tambahnya, kami hanya perlu hitunga jam, uagn terkumpul dengan cepat, dan takmir membeli tikar sembahyang dalam waktu singkat. 

Di sini, saya bermakmum pada imam yang membaca surah al-Kahfi hingga ayat kesepuluh dan surat A-Tin di rakaat kedua. Tanpa zikir dan qunut, salat berlangsung khidmat. Saya juga memerhatikan keadaan masjid yang diresmikan oleh Pak Parjio, gubernur BI, yang bersih dan asri. Di pintu masuk, ada tempat mencuci tangan. Sebelum keluar, saya membersihkan tangan karena memungut daun yang jatuh dan memasukkan ke tong sampah. 

Pohon siwalan yang berdiri kokoh di banyak titik mengingatkan kampung halaman, Ganding. Kadang kita merasa nyaman apabila ruang itu menyediakan sesuatu yang familiar dengan keseharian kita, meskipun tak semuanya. Setidaknya, ada yang dimiliki bersama. Khalas.

 

Gus Duri, Pejalan Tangguh

Mas Gus Duri telah menembus halaman opini Jawa Pos kala masih kuliah S1 UINSA. Ia dan kawan-kawannya membentuk kumpulan laskar ambisius untuk berkarya di media. Lelaki asal Dungkek ini juga bikin portal untuk memberi ruang bagi penulis menyusun gagasan alternatif.
Sebagai pemikir di Poltracking, mahasiswa S3 UI ini sedang memoles tugas akhir terkait persepsi elektoral dalam telaah filsafat. Memang politik itu berkelindan erat dengan perasaan warga tentang calon, bukan pemahaman rasional. Kata Harari, sekelas Enstein tak akan memeriksa platform dan program kandidat.
Apa pun perdebatan, baik tentang politik dan kuasa, ia berakhir di meja Pagi dan Sore Tebet. Namun pertemanan hanya perlu kesepahaman, di mana kita hanya menghidupi keseharian dengan kehangatan dan keriangan. Sementara isu keagamaan yang kami bahas adalah kecenderungan dalam sunyi dan ramai dalam bakti, tanpa membawa belati. Sejati.

 

Stasiun Gubeng

Pukul 11 kereta api tiba. Stasiun tak begitu ramai. Kedai-kedai tutup. Sementara, radio Suara Surabaya memberitakan bahwa Badan Gizi Nasiona...