Saturday, December 13, 2025

Pagi Sore

Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap cappucino. 

Di sini, kami malah lebih menghabiskan banyak waktu ngobrol tentang hidup keseharian. Apa yang sering dilakukan? Dengan siapa? Untuk apa? Bagaimana? Mengapa? 

Nanti bila Gus Duri ke Paiton, kami akan juga ajak ke Pagi Sore. Bedanya, kita tak akan menemukan makanan penutup seperti Jakarta.  Nggak apa-apa, kita akan mengakhirinya di rumah Gang Mekar.

 

Friday, December 12, 2025

Silaturahmi

Keduanya menghubungi saya melalui pesan singkat hendak bersilaturahmi. Karena menjelang magrib, saya meminta Asrori dan Ahmad ke masjid terlebih dahulu karena saya akan mengikuti Yasinan. Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi ini pun turut serta dalam kegiatan rutin setiap malam Jum'at.
Setelah itu, percakapan bergeser ke rumah. Di sini, kami bicara gelar wicara hari HAM se-Dunia yang akan dilaksanakan secara daring. PMII Rayon Al-Irsyad UNZAH Genggong memandang isu hak asasi manusia mesti dilihat secara jernih. Tabik.

Saya senang bila kaum terpelajar bergerak. Mereka jelas memahami keadaan. Untuk itu, mereka hendak menyampaikan pesan bahwa hak asasi manusia masih menjadi persoalan serius negeri ini.

 

Thursday, December 11, 2025

Belajar

Saya belajar dari Falsafah Harian I ini. Ada kritik dari teman bahwa setiap tulisan tidak berada dalam perenungan yang sama, ada yang sambil lalu, serius, dan relijius. Bukankah filsafat itu nalar, bukan wahyu? Mengapa bawa-bawa ayat? Ya, saya akan menimbang saran itu.

Saya sedang menganggit "Kelupaan". Sekali waktu, saya bertanya pada istri, mana kacamata ayah? Hah, kan dipakai? Tukasnya sambil tertawa. Eh, ternyata lupa itu membawa gembira. Kami pun tergelak. Tetapi, mengapa kita harus melawan lupa?

Apa ini gambaran Kitab Lupa dan Gelak Tawa Milan Kundera? Tidak. Tetapi ada irisan tentang apa itu lupa dan tawa dalam keseharian kita. Bila lupa itu mendatangkan kesenangan, mengapa kita harus lawan?

Langkah ke kampus pun menjadi lebih ringan. Tentu, lupa tidak bisa dibuat-buat.

Monday, December 08, 2025

Lingkungan

Pelan tapi pasti, ia akan menjalani keseharian bersama teman-teman kampung tempat kami tinggal. Ia pergi ke surau, bermain bola, dan menaikkan layangan.

Ia tumbuh berkat dorongan Akmal-Kiki kala melantunkan pujian, bantuan Nabil ketika pertama kali naik sepeda, dan sembahyang berjemaah di hari libur bersama Ruzbihan.
Kita sebagai orang tua mewujudkan persekitaran yang mendukung minat anak. Semalam Pak Hapandi berkisah soal Hisan, sang anak, yang suka bahasa Mandarin. Hisan belajar menulis huruf asal negeri Panda melalui Youtube.
Di masa yang akan datang, anak-anak di RT kami akan saling mendukung untuk belajar sesuai keinginan masing-masing, termasuk penguasaan percakapan bahasa asing.
Dulu, Pak Umar, rekan kampus UNUJA, menggunakan bahasa Arab dalam keseharian. Kalau di sini Jawa dan Madura, maka bahasa yang berbeda juga dapat digunakan sebagai cara untuk membiasakan generasi alpha dgn daya ungkap luar.

Sunday, December 07, 2025

Geprek Sa'i dan 212

Ada pesan masuk. Si sulung minta dibelikan burger dan french fries. Kami berdua pun menuju geprek Sa'i. Waralaba yang menerakan spirit 212 di bungkusnya menyediakan makanan Amerika dan Perancis.
Sekali-kali anak-anak ingin makan burger yang dulu dgn mudah didapat di Kedah karena ia dijual di kedai pinggir jalan. Bagi saya, rasanya tak serangup goreng pisang pada acara khatmil Qur'an kemarin.
Orang tua memang beda dengan anak. Di sela menunggu, saya minta Zumi membaca kartu pos yang terselip di buku The Power of Ideas. Anak SD ini paham apa itu we are pleased to inform you, tetapi ia belum membaca apa itu pleasure dalam filsafat. Setidaknya, saya bisa menahan diri tidak membeli burger. Maklum saya membawa nasi untuk makan malam.

 

Anwar dan Buku

Saya belum pernah pergi ke kedai buku ini, Tsutaya. Andai berada di KL, saya akan menghadiri pelancaran karya Anwar Ibrahim.
Setiap pemimpinan memiliki kelebihan masing-masing. Dari banyak pelbagai kecerdasan, Anwar jelas mempunyai kemampuan membaca dan berbicara yang cemerlang. Kepetahannya berpidato di depan khalayak jelas menunjukkan kepiawaiannya menggunakan bahasa dengan saksama.
Dari segi ekstrapersonal, ia mampu menjalin hubungan persahabatan dengan orang kenamaan di seluruh dunia dari pelbagai latar belakang, dari Yusuf Qaradawi hingga Algore. Di saat menjadi pembangkang (oposisi), ramai sarjana Indonesia yang memberikan sokongan.
Kala Gus Dur meninggal, Wan Azizah datang memberikan penghormatan terakhir. Menariknya, ayah Nurul Izzah ini juga rapat dengan Adi Sasono, yang beda haluan politik dengan GD. Tentu, pertemanannya dgn Habiebie sangat mencuit hati.
Memang, kedekatannya dengan Wolfowitz telah menimbulkan tohmahan kerana ia dianggap tali barut Israel. Apa pun, seperti mana dijelaskan dalam Facebook, penulis Asian Renaissance ini ingin memperbaiki kekhilafan dan kebijaksanaan untuk memahami dan keinsafan untuk berubah. Tak ramai pemimpin negara yang merancakkan percakapan ilmu dalam erti yang paling tulen. Tabik.

 

Saturday, December 06, 2025

Sepeda dan Ketulusan

 

Tukang bengkel ini baik. Berapa? Rp 30 ribu. Lalu, ia memperbaikinya. Lo, ini kan ganti ban di sini, Pak? Ya, sebelumnya, kami pernah mengganti tayar, sebutan jiran untuk tire, depan dan belakang.

Saya akan selalu datang pada orang-orang yang tulus. Darinya, saya belajar. Ia pun tak minta biaya tambahan kala saya minta sayap depan dan belakang dipasang. Kami akan datang kembali, bukan soal biaya, tetapi makna.
Justru, kita lihat kebaikan itu pada orang yang tak berdiri di atas podium. Ia irit kata, tetapi memancarkan makna dari raut dan sinaran wajah.

Pagi Sore

Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap c...