Friday, December 20, 2024

White House Down

Untuk kesekian kalinya, saya menonton film ini. Apa penggerak utama dari sebuah tindakan? Hasrat kuasa? Uang? Reputasi?

Kompleks industri militer sering menjadi pemain dalam konflik dunia. Apa yang mendorong mereka? Modal, yang kata Hokheimer dan Adorno, buta. 

Di tengah pilihan pasivisme, dalam sendirian, saya sering kehabisan kata untuk memahami sebuah peristiwa, karena teologi dapat menjawabnya sekaligus menyisakan keraguan.

 

Wednesday, December 18, 2024

Celaru

Biyya memilih novel. Maminya memberikan kejutan dengan membelikan kanvas untuk lukisan. Zumi memilih mainan.

Kami berdua seperti orang tua yang lain senang bila anak-anak menemukan dunianya. Jadi, anak melakukan apa yang diminati, semisal mendaras novel, melukis surealis, dan bermain hotwheel. Setidaknya dengan ketiganya mereka tak selalu terpapar dengan gawai. Malangnya, untuk menyampaikan hal ini, saya menggunakan telepon pintar. Celaru!

 

Tuesday, December 17, 2024

Tteokbokki

Saya, Biyya, dan Zumi memesan nasi goreng. Bunda memilih rawon. Di warung ini, kami menikmati menu lokal. 

Kita merasakan kelezatan makanan karena kebiasaan. Selera tidak diperdebatkan, tetapi bisa dijelaskan. Setiap orang menjalani kelaziman. Bila hendak mencicipi Tteokbokki, misalnya, kita ingin mengerti orang lain. Simpati lahir dari sini.

 

Monday, December 16, 2024

Naquib, Anwar, dan Kita

Saya diajak teman untuk menghadiri kuliah Naquib di IIM Kuala Lumpur. Ia pun mengenalkan saya pada sarjana termasyhur tersebut, Prof, ini Ahmad, asal Indonesia?

Apa kata beliau? Ya, saya gembira saudara datang. Lawan Nurcholish Madjid! Ini jelas soal apa hermeneutika (pendekatan Barat bisa digunakan dalam mengkaji ilmu keislaman) bisa dipakai untuk membaca kitab suci. 

Apa pun, panjang umur Pak Naquib dan senantiasa berada di tengah khalayak untuk berkongsi pandangan.

 

Sunday, December 15, 2024

Sky Lounge

Biyya mwmbaca Bilangan Fu. Saya dan Zumi berenang tak jauh dari penyuka jazz dan maminya menikmati gerimis sore. 

Ia memesan goreng pisang dan roti bakar. Kopi Latte dan Cappucino melengkapi kebersamaan. 

 

Pesona Kata

Putu Wijaya membawakan puisi Rendra dengan hidup. Saya pun duduk termenung, seraya tepekur mengapa kata-kata biasa, tak berbunga-bunga, si Burung Merak, begitu memukau. 

Pentas pun usai. Semua yang terlibat dalam kegiatan ini akan memungut kenangan betapa kuasa kata itu nyata. Hidup bermula dari sini, memahami lema.

 

Friday, December 13, 2024

Seteru atau Sekutu?


 Media sosial telah mereduksi peristiwa sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian khalayak. 

Padahal, Jokowi bilang ia tetap sibuk dengan rapat dan Anies bergiat di banyak diskusi. Dulu, keduanya bersekutu, kini berseteru. Kita pun tak pasti, siapa tahu keduanya kembali lagi dalam satu kubu.

Untuk itu, khalayak usaha terseret pada pertikaian petinggi. Mereka adalah spesies yang bisa berada di banyak tempat untuk mempertahankan kedudukannya. Lalu, adakah pemimpin yang memiliki idealisme? Tentu, bila Anies berpegang pada apa yang dinyatakan di banyak kesempatan, ia bisa menjadi orang nomor satu di Republik ini karena keberpihakannya pada rakyat, bukan pada hasrat bersengkongkol dengan oligarki. 

White House Down

Untuk kesekian kalinya, saya menonton film ini. Apa penggerak utama dari sebuah tindakan? Hasrat kuasa? Uang? Reputasi? Kompleks industri mi...