Membaca Pohon-Pohon Budianta yang ditulis Eka Budianta mengajak ke dunia yang terbuka dan banyak pilihan. Dia telah menceritakan banyak hal tentang dunianya. Hampir-hampir buku ini menjelajah ke belahan penjuru. Dimulai dari masa kecil bersama keluarga, masa dewasanya menyiratkan beragam warna, baik tempat dan pemikiran.
Siapapun yang membaca akan tergagap karena ia menyediakan menu yang begitu banyak, dari pekerja sosial, penyair, motivator, pegiat organisasi dan suami yang baik (?). Optimisme dan keluasaan pertemanannya memungkinkan dirinya untuk menerima banyak hal.
Lalu, bagaimana dengan saya? Tunggu, saya masih mengumpulkan cerita!
Wednesday, April 26, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment