Wednesday, February 14, 2007

Hari Kasih Sayang

Semalam, saya mengucapkan selamat valentine pada Bunda pas jam dua belas. Alasannya sederhana, bahwa kadang perlu momen khusus untuk mengartikulasikan sebuah ucapan. Tanpa harus terjebak pada kontroversi asal muasal hari kasih sayang ini, saya mencoba untuk memberikan 'kata', bukan 'benda'. Memang, akan terasa apologetik, tapi 'kita' lah yang menciptakan 'makna' terhadap apa yang lakukan. Jika kata dianggap memadai untuk menggantikan coklat atawa mobil terbaru, ia telah mampu membuat kita senang.

Selain itu, kasih sayang seyogianya tidak hanya diberikan pada orang yang paling dekat, tapi juga pada kemanusiaan. Lebih-lebih, dalam agama dinyatakan bahwa cinta pada Tuhan adalah segalanya. Lalu, apakah kita akan mengatakan selamat valentine pada Tuhan? Mungkin tidak secara verbal, tapi melalui 'tindakan', yang dalam bahasa agama disebut ibadah. Kita semua telah mengetahui ini. Tak ada yang baru.

Perluasan makna kasih sayang pada manusia adalah sangat sukar. Sebab secara teoretik, setiap individu hanya mampu merajut hubungan yang intense dengan tiga atau empat orang. Sisanya adalah pertemuan kebetulan. Namun demikian, agar kita mampu melipatgandakan komunikasi adalah lewat tulisan, dunia mayantara, dan organisasi.

Lalu, pada dunia mana kita akan memberikan sapa? Ini sangat subjektif. Hakikatnya, kita hanya perlu sikap empatik dan tidak lagi 'asyik' dengan kesalahan orang lain, tapi bagaimana kita belajar untuk berbuat sesuatu yang membuat liyan senang tanpa ia sadar. Semoga!

No comments:

Mainan

Mengapa anak perempuan bermain masak-masakan dan anak lelaki mobil-mobilan? Kata tanya mendorong mereka untuk berpikir. Pada gilirannya kita...