Tak semua orang suka film India, tapi tak mungkin kita 'bisa' mengelak bahwa budaya kita adalah turunan Negeri Gangga ini.
Buku bertajuk Socioloty Goes to the Movies mengajak kita untuk memahami fenomena film Bollywood dari kajian sosiologi. Lebih khusus, ia mencoba untuk memahami kemungkinan hubungan antara sinema, kebudayaan dan masyarakat melalui sebuah perbincangan antardisiplin dengan kajian terhadap sinema dari film dan media dan kajian budaya (cultural studies).
Ada sebuah kutipan menarik dari seorang pengarah musik (music director) Kalyanji, "In India life begins and ends with music. For instance, a newborn baby is greeted into the world by songs...there is a song and dance when he weds and dies." (hlm. 47)
Adalah tidak aneh jika kita harus menghela napas sejenak ketika di dalam alur cerita, tiba-tiba disuguhkan sebuah tarian. Sebuah scene yang bisa masuk dalam segala cuaca. Di sini, kita sekaligus bisa memahami bahwa tarian adalah ekspresi segala, dalam sedih dan gembira, bahagia dan sengsara dan tangis dan gembira.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment