Sunday, March 18, 2007

Fast Food Nation

Setelah makan malam, saya membeli CD film bertajuk Fast Food Nation (2006). Terus terang, sejak dulu saya sangat ingin mengenal makanan cepat saji yang di sini dijadikan simbol modernitas, atau tepatnya gengsi. KFC, MacDonald, Texas dan semacamnya seakan-akan menjadi langgam bagi identitas baru kita sebagai bangsa Indonesia menjadi Bangsa Makanan Cepat Saji.

Tidak saja di negeri asalnya pola makan semacam ini menyumbang pada obesitas anak, tetapi juga menyebabkan banyak penyakit, sehingga disebut makanan sampah. Tetapi, di negeri kita, ia menjadi katedral tempat merayakan gaya hidup.

Mungkin, film di atas akan membelakkan mata kita bahwa proses pengolahan daging sebagai bahan asas dari makanan ini tidak sepenuhnya hieginis. Ecoli, nama penyakit yang disebabkan tempat pengolahan daging yang tidak sehat, sempat merebak dan telah mengguncang selera makan orang Amerika.

Lebih dari itu, sekelompok anak muda (setingkat high school) mencoba untuk 'melakukan' sabotase dengan memotong kawat pagar agar sapi ternak perusahaan UMP kabur. Di sini, kita melihat sebuah kecerdasan anak muda di sana yang memberontak terhadap ketidakbecusan perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja Meksiko dengan harga murah dan tanpa 'izin' yang membuat mereka menjadi sapi perahan.

Meskipun, kita tidak akan menemukan sebuah cerita yang berakhir dengan kemenangan tokoh protagonis, tetapi di sinilah kekuatan film ini karena memberikan ruang tafsir bagi kita untuk melawan kesewenang-wenangan perusahaan multinasional yang keropos karena menyembunyikan kejahatannya dengan citra yang baik di dalam iklan di sini.

Maaf, saya tak mampu sepenuhnya melawan, sebab dalam keadaan darurat saya kemarin mampir ke KFC dekat rumah sakit Adventist untuk menikmati ayam goreng. Meskipun, sebelumnya, saya berusaha mencari warung terdekat untuk makan malam.

2 comments:

M. Faizi said...

film Chicken Run sepertinya juga mengarah ke sana: pemberontakan ayam ternak

Ahmad Sahidah said...

Terimas kasih atas rekomendasinya, Mas Kiai. Tabik.

Puasa [18]

Menelusuri IG, saya sering bersirobok dengan lagu-lagu Timur Tengah. Karena sering klik untuk menikmatinya, saya pun bertanya, mengapa saya ...