Wednesday, May 23, 2007

Pengantar Rumusan Lokakarya TKI

PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur alhamdulillah karena tim perumus telah berhasil mengambil beberapa ide dan gagasan dari sebuah Forum Diskusi yang membincangkan Pekerja Indonesia di Malaysia. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Sains Malaysia di Hotel Vistana 3 Mei 2007 dan dilanjutkan dengan pertemuan tidak resmi di Kafe Minden bersama mahasiswa Indonesia.

Merekam acara ini sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari kegigihan panitia di bawah koordinasi Saudari Forien untuk melibatkan langsung pihak terkait dan organisasi sosial kemasyarakatan dari kedua negara. Memang pernah terbersit ragu di sebagian mahasiswa yang terlibat dalam kelangsungan acara di atas, karena kita sepertinya mengukir di atas air. Tetapi justeru keraguan inilah yang mendorong panitia terus bergerak untuk mewujudkan impiannya agar saudara kita tidak lagi merasa kesepian. Akhirnya, halangan dan rintangan bisa dilalui.

Terus terang, kegiatan ini adalah sangat mahal, untuk itu kami berusaha menebuskannya dengan bersungguh-sungguh membuat sebuah catatan tentang apa yang harus dilakukan pemerintah, masyarakat dan mahasiswa menghadapi persoalan TKI. Tambahan lagi, Persatuan Pelajar Indonesia USM akan melaksanakan beberapa program yang berkaitan dengan pemberdayaan pekerja Indonesia di Pulau Pinang.

Sesi pertama yang dimoderatori oleh Dr. Wahyudi Kumorotomo ini melibatkan Dr. Ir. Arifien Habibie, MS (ketua Pokja Perlindungan TKI), Perwakilan Imigrasi Malaysia, Prof Madya Dr Arndt Graf (Dosen Jerman di USM), Prof Madya Haji Mohd Haji Mohd Yusoff (Timbalan Dekan Komunikasi), dan Muhammad Iqbal, S. Psi, M.Sos.Sc (Pakar Perburuhan dan Konsultan pada International Organizaton for Migration Jakarta). Pada bagian pertama ini, panitia berusaha untuk memahami masalah TKI dan jalan keluarnya. Lalu, sesi kedua, yang dipandu oleh Ahmad Sahidah, berusaha mendengar langsung pengalaman Datuk Raja Zulkepley Dahalan (Presiden Persatuan Agensi Pembantu Rumah Malaysia), En. Faruk Senan (majikan Melayu), En. Mohd Azmi Abdul Hamid (Presiden Teras Pengupayaan Melayu) Ibu Faridah (pembantu dari Indonesia), Neng Arni dan Suryani (Pekerja Pabrik), dan Ahmad Zaki, Lc (pegiat buruh dan ketua Forkommi Malaysia wilayah Utara).

Di dalam brosur kegiatan, informasi tentang tujuan forum ini sangat jelas yaitu meningkatkan kepedulian kita terhadap pekerja, mengumpulkan data tentang mereka, menilai kembali kebijakan-kebijakan Pemerintah RI, mengembangkan kerjasama antara kedua belah pihak, baik antara pemerintah maupun bukan pemerintah (lembaga swadaya masyarakat). Pendek kata, kami sedang mencoba untuk melihat persoalan buruh Indonesia secara pendekatan simbolik, bukan status quo apalagi konflik.

Kehadiran peserta dari Universit Malaysia dan Universiti Islam Antarabangsa Malaysia membuat pertemuan ini tidak sekadar upacara, tetapi lebih jauh membongkar 'ketidakbecusan' masyarakat Indonesia sendiri tentang nasib pekerja yang mencari nafkah di negeri Jiran ini. Bahkan perundang-undangan yang berkaitan dengan pekerja dipandang hanya menguntungkan pihak pemerintah kedua negara dan majikan dan tentu menjadi sebuah pertimbangan penting untuk melahirkan sebuah rekomendasi dan akhirnya ke dalam mendorong mahasiswa Indonesia di Universiti Sains Malaysia secara khusus dan seluruh mahasiswa Indonesia di Malaysia secara umum untuk tidak lagi hanya bermain kata-kata tetapi juga mewujudkan gagasan besar itu ke dalam aksi nyata bersama para pekerja.

Tim perumus mencoba untuk mencatat kembali sebuah perhelatan penting bertajuk "Pekerja Indonesia di Malaysia: Strategi Komunikasi dan Harmonisasi". Kami telah memperoleh banyak bahan, baik artikel, presentasi (rekaman), dan perbincangan tidak resmi untuk menghasilkan sebuah rumusan yang menyeluruh. Namun demikian, kami sadar bahwa sumbangan teman-teman Mahasiswa seluruh mahasiswa akan menyegarkan pembacaan kami terhadap masalah yang acapkali menggelayuti para TKI.

Agar tim perumus bisa menghadirkan kembali gagasan besar di atas, kami mengadakan rapat bersama panitia pada tanggal 11 Mei di ruang musyawarah Gedung Persatuan Pelajar USM. Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Wahyudi Kumorotomo dan telah menghasilkan satu komunike.

Akhirnya, tim perumus menyatakan penghargaan terhadap seluruh panelis, peserta dan pihak media yang turut serta menyukseskan perhelatan ini. Tentu saha, dukungan dari Pemerintah Indonesia Jakarta, Kedutaaan Besar Republik Indonesia Malaysia, Konsulat Jenderal Republika Indonesia Pinang, kerajaan Malaysia, PPI Malaysia.

Minden, Malaysia, 19 Mei 2007

Tim Perumus:

Ketua : Ahmad Sahidah
Sekretaris : Alhilal Furqan
Anggota : Wahyudi Kumorotomo, Puji Harto, dan Supriyanto

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...