Menulis 'Banyak Jalan Menuju Tuhan' adalah kepedulian saya untuk menjadi bagian dari masyarakat yang menginginkan perubahan. Polemik mengenai kaitan dakwah dan politik antara Didin Hafidhuddin, aktivis PKS, dan Asep Purnama Bachtiar, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di koran Republika membuka banyak selubung tentang dua isu besar, dakwah dan politik.
Saya mencoba untuk menengahi dua pertentangan ini untuk menemukan semangat dari keduanya agar masyarakat betul-betul bisa memilih wahana yang sesuai dengan aspirasi mereka dalam mewujudkan perubahan. Saya tidak ingin terjebak dengan pilihan normatif, tetapi ingin memberikan nyawa pada kedua pendirian ini agar betul-betul menjadi daya gugah terhadap kealpaan khalayak.
Artikel ini saya sudah siapkan dan bahkan tadi sempat ditambah di tempat tertentu untuk menyempurnakannya. Ya, di warung Jawa, setelah makan pecel lele dan segelas es teh, saya mencorat-coret susunan dan diksi yang tidak menambah terang maksud dari tulisan di atas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Majemuk
Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment