Wednesday, January 21, 2009

Mengatasi Cemas dengan Riang

Kemarin, kami harus kembali lagi ke Klinik, karena sehari sebelumnya, dokter meminta untuk memeriksa kadar gula. Kekhawatiran diabetes memaksa kami harus pergi lagi ke klinik. Penambahan berat badan 5Kg selama sebulan dianggap berlebihan. Tidak hanya sekali darah isteri saya harus diambil, tetapi sebanyak dua kali dengan selang waktu 2 jam.

Kami sempat bertanya kepada teman dokter lain dan bahkan kawan karib saya yang kebetulan isterinya seorang dokter juga turut berbagi pengetahuan. Tentu, dari sekian informasi, kami menekuri dan menimbang agar tidak lagi abai terhadap pola makan, istirahat dan minum. Malah, pada malam sebelum pengambilan sampel darah, Mak Cik, tetangga sebelah, mengantar lauk ayam pedas untuk makan malam. Sebab, beliau tahu kalau isteri harus puasa sejak jam 10.

Pada malam itu juga, kami juga masih sempat bercengkerama dengan kawan karib, En Zailani dan keponakannya, di sebuah warung depan flat. Meski kecemasan itu masih mengendap, tapi kami mengurainya dengan mencari tahu dan menghabiskan waktu dengan riang. Tawa dan canda waktu itu sedikit banyak mengurangi kegundahan. Bahkan pengalaman menunggu lama di klinik tidak membuat kami tertekan karena keramahan perawat terhadap pasien. Dengan sabar, mereka menerangkan apa yang harus dilakukan dan tentu mengingatkan bahwa suntikan ATT kedua harus diberikan pada hari Jumat yang akan datang. Ya, kami mencatatnya agar tidak lupa.

No comments:

Mainan

Mengapa anak perempuan bermain masak-masakan dan anak lelaki mobil-mobilan? Kata tanya mendorong mereka untuk berpikir. Pada gilirannya kita...