Friday, January 02, 2009

Mengukuhkan Niat

Saya telah membeli buku agenda kecil untuk mewujudkan keinginan yang telah hinggap di benak sebelumnya. Tentu, hanya ada beberapa butir pekerjaan yang bisa dilakukan agar saya tidak lagi mendesakkan begitu banyak minat yang acapkali datang dan pergi. Salah satunya yang saya ingin penuhi di tahun ini adalah menulis buku tentang hal ihwal intelektual. Jika sebelumnya saya hanya menceracau di tulisan pendek, rasanya kurang gereget kalau bacaan dan pembacaan tentang cendekiawan itu tidak diterakan dalam cerita panjang.

Pergantian tahun saya lewati dengan mengunjungi acara tahun baru di konsulat, di mana para staff, pekerja, dan mahasiswa merayakannya dengan bernyanyi. Dangdut tentu mendapatkan perhatian lebih karena ia seakan-akan menjadi musik kebangsaan yang dibawakan sepenuh hati dari pelbagai lapisan. Saya sendiri berduet dengan Bunda melantukan Sepanjang Jalan Kenangan dan Jangan Ada Dusta agar kalangan tua juga terhibur, meskipun saya kadang lebih sreg dengan membawakan lagu due Rhoma dengan Rita. Malah, kami harus menghabiskan waktu dua jam dari angka 12 untuk larut dalam lagu. Dalam perjalanan pulang, di tengah gelap, kami berpapasan dengan sekumpulan orang yang sedang memapah temannya yang tidak lagi sanggup berdiri, mungkin diterjang minuman keras.

Jalanan lengang. Lelah dan ingin segera lelap. Keesokan harinya bangun pagi, lalu pulas kembali. Jam sepuluh kami pun bangun dan mengasup setangkup roti. Makan siang di warung Pecel Lele, kami berjumpa dengan Mas Doni. Di sana ada banyak cerita. Dia tidak merayakan pergantian tahun di luar, hanya di rumah. Sama seperti dulu saya lakukan di asrama. Masing-masing menyisakan makna. Paling tidak kehendak untuk menjadi manusia lebih baik akan terus terpatri seiring tantangan yang tak juga mengenal lelah menyerimpungkan kita dari tujuan. Semoga!

No comments:

Mainan

Mengapa anak perempuan bermain masak-masakan dan anak lelaki mobil-mobilan? Kata tanya mendorong mereka untuk berpikir. Pada gilirannya kita...