Saturday, August 22, 2009

Sebagian Kebersamaan Kami di Sana


Sebagian besar tampak muram karena tim yang didukung kebobolan dan tanpa bisa membalas. Namun, perasaan seperti ini adalah wajar. Agak jarang seseorang merasa gembira menerima kekalahan, dan sangat tidak mungkin berjingkrak kegirangan untuk merayakanya. Di sela kesedihan ini, mungkin ada sesuatu yang menyembul, yang bisa dimunculkan kegembiraan karena telah berhasil bermain dan menyuguhkan pertandingan bagi khalayak.

Di tengah minimnya dana, kerjasama antara mahasiswa telah mampu keluar dari mitos 'tak ada dana, tak ada kegiatan'. Kegiatan sebegini telah menantang siapa pun untuk saling bahu membahu mengatasi keterbatasan. Pekerjaan ditanggung setiap individu yang telah disepakati pada rapat penyusunan panitia, tukang motret, konsumsi, transportasi, perlengkapan, acara dan lain-lain. Mereka pun tak dibayar, malah kaos panitia berwarna hitam yang tertera kata Crew PPI USM CUP IV adalah hasil urunan setiap panitia. Ya, mereka tidak hanya tidak diganjar dengan uang, malah harus merogok kocek untuk menyukseskan perhelatan.

Perasaan senasib dan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi adalah kunci keberhasilan program tahunan Persatuan Pelajar Indonesia Universitas Sains Malaysia kali keempat ini. Paling tidak, panitia telah memberikan tontonan final yang menarik antara PPI Universitas Islam Internasional Malaysia dan Universitas Nasional Malaysia, yang berakhir skor tipis 3-2. Pemain terbaik, Apim, yang bernomor punggung 10, betul-betul menyuguhkan atraksi yang menarik. Dari tribun saya bersama para penonton berdecak kaum karena mahasiswa UIAM ini berhasil melewati beberapa pemain dan acapkali membahayakan gawang lawan.

Akhirnya, dari semua olah tubuh ini, acara dipamungkasi dengan doa, agar raga tidak liar.

No comments:

Syawalan Kelimabelas

Saya akan menjemput Biyya seusai mengajar pada pukul 14.20. Ketika selesai mengajar Tafsir Modern dan Kontemporer, saya segera menuju parkir...