Wednesday, September 15, 2010
Seni Lukis
Sang pelukis, Qaisar Khan, membiarkan contoh lukisan itu terpajang di mal Queensbay dan meja kursi tempat bekerja tak dipindah, tergeletak. Malah, ada tumpukan selebaran berbunyi portrait done in ten minutes. Portrait in oil color, water color, pastels, crayon and pencils can also be done from life and photos. Lalu, di bawah contoh gambar diterakan alamat, kontak, nomor telepon genggam dan email. Dulu, ia menggelar lapak di depan kompleks pertokoan Ivory, tak jauh dari asrama Kampus. Sekarang, ia memilih khalayak lebih luas untuk menjual karyanya.
Di tengah serbuan kamera, seni lukis hadir untuk memindah wajah kita pada kertas dengan pelbagai alat lukis. Saya pun menikmati cara kerja seniman dalam merekam 'tubuh' manusia pada sehelai kertas dengan tarian tangan yang memegang pensil. Gerakan itu berjalan cepat, kadang lambat, seakan-akan memastikan keaslian itu harus dipindah ke media lain, meski semua pun tahu tak utuh. Justeru dalam ketidakutuhan, ia menampilkan sosok manusia dalam wajah lain pula. Namun, saya bisa menebak siapakah gerangan, meski wajah itu tak berwarna, hitam putih. Itu pun terbatas pada tokoh-tokoh yang juga dikenal khalayak luas, seperti artis, politisi, dan pemimpin dunia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Syawal Keempatbelas
Kami memenuhi undangan tetangga untuk memperingati 100 hari kepergian Pak Muhammad Imam Wahyudi. Sebelumnya kami mendapat surat undangan unt...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Dulu tatkala membaca karya Louis Dupre, saya menekuri teks berupa anggitan huruf-huruf di atas kertas. Penulis "Religious Mystery and...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Sang imam, Ust...
No comments:
Post a Comment