Thursday, February 10, 2011

Ada Apa dengan Ada?

Kenyataan hidup itu kadang bukan pilihan kita. Namun, kita mempunyai kuasa untuk memberikan makna agar ia bisa dicerna. Jika Anda ingin melihat si kecil dikenal, Anda bisa menjadikan media internet untuk meletakkan peristiwa dalam kehendak kita. Namun, apakah populeritas itu adalah keinginan yang harus dipenuhi? Untuk apa kita nongol di majalah dan agar orang ramai tahu bahwa kita ada?

Ada itu hadir dalam banyak hal, memang. Kita ada karena berpikir, berbelanja dan memamerkan diri di cafe, mall, dan panggung. Ada itu kadang tidak ada. Coba lihat, tidak jarang kita melihat orang yang merenung di pinggir jalan, di tengah keramaian? Bagaimana kita mengatakan bahwa ia ada, sementara jiwanya entah ada di mana?

Mengada itu memang rumit, tetapi ia mudah diraih jika kita mau menyatukan jiwa dan raga kita selaras. Keadaan ini bisa diraih jika tubuh kita sehat dan akal kita kuat. Keduanya harus berjalin kelindan, jika tidak, boleh jadi pikiran kita seluas samudera, namun jika minda itu disangga oleh tubuh renta, alahai, alamat kita telah menunda kematian yang sesunguhnya.

No comments:

Falsafah Ta'wil

Sepulang sekolah, saya mengajak Biyya ke JNE untuk mengirim sebuah buku pada pembeli. Peminat memberitahu saya melalui media sosial. Karya i...