Kereta di atas adalah becak hias. Tak hanya satu, banyak model seperti di atas dengan pelbagai bentuk, seperti kereta berkuda, atau berupa singgasana kerajaan. Raja dan ratu yang bertahta itu adalah murid-murid taman kanak-kanak dan sekolah dasar (Madrasah Ibtidaiyah) di sebuah lembaga pesantren. Menjelang puasa, begitu banyak pesantren menggelar pawai atau karnaval. Tak hanya kereta, mereka juga menghadirkan kumpulan drumband yang sengaja diundang dari luar. Pelbagai atraksi dan drama jalanan juga ditampilkan. Saya bersama warga kampung berduyun-duyun, berdiri di pinggir jalan, menikmati hiburan yang hanya berlangsung setahun sekali, sebagai petanda dari perayaan akhir sekolah. 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ruang Baca
Saya meletakkan pesan Pak Musa Asy'arie di loteng, tempat kami menyimpan buku. Berjuang dari Pinggir adalah salah satu karya beliau yan...
- 
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
 - 
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
 - 
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
 

No comments:
Post a Comment