Seperti biasanya, si khotib akan mengingatkan jamaah agar tidak bercakap-cakap karena ia menghilangkan keutamaan kewajiban ini. Saya pun diam dan mengambil pena untuk menulis kata-kata kunci terkait kandungan khotbah. Di hari itu, tema yang dibahas adalah hasad dan dengki. Dengan menyuguhkan cerita Habil Qabil, dua putera Nabi Adam, dan Nabi Yusuf, penggambaran dua sifat etika buruk ini tampak hidup. Jamaah tentu tak perlu mengerutkan dahi untuk mencerna pesan moral.
Meskipun si khotib menggunakan bahasa Malaysia, namun saya memastikan ia adalah warga Indonesia. Logatnya berbeda dengan warga jiran ini. Kata-kata hairan, terbuku, hodoh, membelakangkan, dan lain-lain adalah kosa kata yang jamak digunakan, namun pengucapan sahaja dengan huruf akhir tidak diucapkan [e] menunjukkan ia memang bukan warga lokal. Suaranya pun terdengar seperti anak kecil dan mencoba untuk bergaya seperti dai sejuta umat, Zainuddin MZ. Boleh jadi, pengkhotbah itu adalah mahasiswa KUIN (Kolej Universiti Insaniah).
No comments:
Post a Comment