Kursi dan buku itu sengaja diperlihatkan. Setelah penat memelototi huruf, saya menyepi di sini seraya mendengarkan aneka pilihah musik. Aneh, bukan? Menyunyi di tempat bising? Ya, ruangan di atas adalah sebagian fasilitas Perpustakaan Universitas Sains Malaysia untuk mahasiswa rehat sekaligus memesan lagu pada petugas. Ketika saya mendengarkan lagu Ella, Layar Impian, saya ingat sepupu, Endang (ingat E tidak dibaca e pepet), nama lengkapnya Iskandar. Hingga hari ini, saya belum mengunjungi tempat serupa di Universitas Utara Malaysia. Setelah ujian semester akhir, saya akan menyepi di Perpustakaan Sultanah Bahiyah, menikmati instrumetalia, agar dunia ini bisa dipahami tanpa harus dengan kata. Bayangkan, saya menikmati Caravansary Kitaro, sambil membaca Jean Baudrillard tentang mengapa kita banyak membeli sesuatu agar kita bahagia?
Ya, diam itu adalah emas. Kata-kata itu kadang terjerat oleh propaganda, sadar atau tidak. Masalahnya, mengapa saya menggunakan kata-kata untuk menyampaikan pikiran ini? Karena saya yakin kata itu adalah alat, bukan tujuan. Sekali waktu, kita diam, dengan cara menikmati bunyi, lalu akhirnya sunyi, sepi. Di sini, kita akan menemukan hati.
No comments:
Post a Comment