Saturday, May 11, 2013

Rumah Warna


Kami menikmatinya. Tata ruang toko ini tampak menyenangkan dan elegan (Maaf, saya tak sempat mengambil gambarnya). Dengan desain bagus, barang-barang yang dipajang bernilai tanpa harus bertanda 'luar'. Apa pun, kita harus memproduksi barang dengan tangan sendiri. Kalau tidak, kita hanya membeli apa saja dan menjadikan tangan ini tidak berarti.

Produksi rumah warna terbang hingga jauh. Kami berharap orang ramai lebih memilih produk sendiri, meskipun tidak sekeren VSL, Gucci, Benetton, Dolce and Gabbana dan lain-lain. Kalau kita percaya diri, orang akan menghormati kita, bukan pada apa yang  menempel pada badan ini. Dengan bangga pada merek (jenama) sendiri, kita tak mengalami keterpecahan pribadi. Lihat! tas Rumah Warna tampak gagah di bandar udara LCCT KLIA.

Terus terang, saya salut pada teman-teman yang telah merintis perniagaan dengan mengutamakan barang buatan dalam negeri. Damanhuri dan Manshuri mengajari kita bagaimana untuk kaya dengan jalan yang benar tanpa hingar-bingar seperti politikus. Mari bekerja untuk menghasilkan keperluan kita sendiri dengan penuh percaya diri. Menjadi orang dengan tempelan barang-barang orang lain adalah sebentuk penolakan terhadap eksistensi diri yang otentik. Kalau tidak percaya diri, harga diri ini akan mati secara tak tepermanai.  

1 comment:

Anonymous said...

Wah, Rumah Warna ada jg di KL. Semoga semakin banyak yang suka&membeli produknya. Bangga dgn produk negeri sendiri, meski saya belum bisa menghasilkan sendiri.

Saya sudah lama tdk berkunjung ke blog Bapak. Berkunjung ke blog ini ternyata bisa mengurangi kerinduan saya unk kembali diajarkan oleh Bapak di kelas

Syawalan Kedelapanbelas

Kami menemani Zumi, yang mengikuti lomba bersama-sama kawan-kawannya di SD Katolik Pius Kraksaan. Mereka  mengikuti pelbagai bidang pelajara...