Sunday, October 26, 2014

Ruh itu Di mana?

Ketika pihak AKEPT (Akademi Kepimpinan Pengajian Tinggi) Kementerian Pendidikan Malaysia dan Universitas Jember Indonesia memulakan kegiatan tahunan dari sini, Masjid Agung Jember, saya pun bertanya di hati, apakah ruh pendidikan itu ada di sini?

Ya, ini rumah Tuhan. Bila kita mengetuk pintu dengan hati, maka lahirlah sejati. Hamzah Fansuri, penyair dan pengamal sufi, pun berujar, ke Mekkah terlalu payah |
Padahal Tuhan ada di rumah (hati). Jadi, hati-hati! Jangan berhenti mencari! Tapi, ya hati-hati! Ada banyak onak dan duri! Akhirnya, pengalaman rohani itu tak tepermanai.

Adakah anak-anak Sekolah Dasar yang menghabiskan siang dengan berzikir secara berjamaah adalah tanda bahwa ruh itu bisa dipupuk? Semoga. Banyak jalan menuju Roma, bukan? Setidak-tidaknya, mereka masuk ke dalam ruang tak memanjakan tubuh, tetapi menyuburkan jiwa. Dari sini, mereka belajar bahwa hidup itu bukan hanya tawa, canda dan berbelanja. Ada keheningan yang perlu hadir agar kebeningan itu nyata.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...