Kemarin, saya pergi ke POS dengan Zumi untuk menanyakan ongkos kirim buku ke Petaling Jaya, Kuala Lumpur. Pegawai menghitung dengan berat 500 gram diperkirakan Rp 341 ribu.
Tentu, ongkir sebesar itu berkali lipat dari harga buku yang akan diposkan. Tetapi, peminat melalui pesan messenger tak keberatan. Saya tentu senang dan jauh lebih seronok karena Zumi belajar bagaimana wirausaha bekerja.
Lihat! Anak kecil itu memakai helm, masker, dan jaket. Ia mungkin tak sepenuhnya memahami, tetapi minatnya jelas tumbuh bersamaan dengan pelaziman. Kemarin sore, tiba-tiba ia menawarkan mau makanan apa? Dengan menjadikan sampul buku yang sobek sebagai nampan, ia meletakkan kentang goreng, burger, dan mainan. Jelas! Ini bayangannya tentang McDonald.
Betapa kuat pesona kedai makan asal Amrik itu hinggap di benak seorang anak.
Tentu, ongkir sebesar itu berkali lipat dari harga buku yang akan diposkan. Tetapi, peminat melalui pesan messenger tak keberatan. Saya tentu senang dan jauh lebih seronok karena Zumi belajar bagaimana wirausaha bekerja.
Lihat! Anak kecil itu memakai helm, masker, dan jaket. Ia mungkin tak sepenuhnya memahami, tetapi minatnya jelas tumbuh bersamaan dengan pelaziman. Kemarin sore, tiba-tiba ia menawarkan mau makanan apa? Dengan menjadikan sampul buku yang sobek sebagai nampan, ia meletakkan kentang goreng, burger, dan mainan. Jelas! Ini bayangannya tentang McDonald.
Betapa kuat pesona kedai makan asal Amrik itu hinggap di benak seorang anak.
No comments:
Post a Comment