Tatkala belajar bikin konten, murid SD Namira ini sebenarnya hendak meniru sang kakak. Di telepon genggam Biyya, ada unduhan ulasan si sulung tentang sebuah buku. Dengan inisiatif sendiri, ia membuat lukisan dan memerikan komentar. Sayangnya, jumlah memori terbatas, sehingga telepon gengam saya tidak bisa merekam keseluruhan kisah.
I am from Indonesian, kata Zumi. Tentu, kalimat itu kurang tepat, tetapi anak-anak seusianya tidak bisa dihardik karena melakukan kesalahan tata bahasa. Mereka akan terus belajar bila diberikan kesempatan untuk mengungkapkan dirinya, baik melalui perkataan, permainan, dan persikapan.
Tahniah, Zumi!
No comments:
Post a Comment