Saturday, January 01, 2022

Awal Tahun 2022

 

Semalam saya menghabiskan waktu bersama M Faizi dan mahasiswa UNUJA. Detik-detik menjelang pergantian tahun, penulis Sareyang ini menafsirkan Trilogi dan Pancakesadaran serta kaitanyya dengan dunia literasi pesantren.  

Setidaknya, saya memfoto kegiatan sebanyak tiga kali. Setelah itu, saya menggunakan bolpoin dan buku kecil untuk mengurangi pemakaian telepon pintar selama acara berlangsung. Betapa saya senang melihat mahasiswa bergiat di malam tahun baru dengan berdiskusi dan menikmati persembahan teater Kala.  

Kata Faizi, saya hendak menafsirkan Trilogi dan Pancakesadaran. Fardu ain, kewajiban individu, tidak meremehkan keperluan bersama, seperti santri juga harus menekuni bidang lain yang menyangga kebajikan bersama, seperti kesehatan dan teknik.  

Sebelumnya, Ahmad Fawaid sebagai kepala Lembaga Integrasi Kokurikuler, memberi sambutan bahwa acara refleksi merupakan pijatan pada tubuh dan pikiran agar diri kembali segar dan bugar.  

Saya duduk bersebelahan dengan Pak Furqan, rekan yang baik dan tulus. Bila kadang tidak kuat menahan kantuk, ini akibat lambung tidak lagi prima. Saya pun tak menyentuh kopi di malam itu. Menua adalah menunda.  



No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...