Tuesday, June 21, 2022

Merayakan Hari Ayah


Kemarin, kami merayakan Hari Ayah di Kitoz, tak jauh dari rumah. Biyya bisa menikmati nyanyian dari kanal Youtube melalui jaringan Wifi dan Zumi bermain di tempat bermain (playground). Saya dan istri menikmati batagor dan minuman jeruk segar.  Di sela-sela keasyikan, kami saling bertukar cerita. 

Zumi sekali-kali pergi ke meja untuk minum setelah berlarian dan bermain aneka permainan. Biyya menggunakan alat pendengar (earphone) agar bisa mendengar lagu kesukaannya dengan khidmat. Lalu, masing-masing tepekur dengan kegiatan masing-masing. Saya membawa koran Jawa Pos yang belum dibaca di pagi hari ke warung di lantai dua. 

Saya membawa buku ini untuk mewariskan pemikiran katedral pada anak-anak. Dengan menggeser apa yang dilakukan tidak hanya untuk diri sendiri, mereka sejatinya telah belajar peduli dengan orang lain. Seperti kata Yuval Noah Harari, yang dikutip di buku ini, bahwa mungkin 40 tahun yang akan datang, apa yang dipelajari hari ini tidak relevan. Tetapi, ada sesuatu yang harus ditanamkan pada mereka, yakni empati.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...