Tuesday, July 05, 2022

Komunalisme dan Fanatisme

Bentrok di Babarsari Yogyakarata dilatari oleh sentimen kelompok. Lalu, apakah "kesukuan" itu harus dihapus? Tidak karena ini "alami". Kemudian, bagaimana bila kerusuhan itu dipicu oleh oleh emosi keagamaan? Apakah kita bisa mengatakan bahwa fanatisme itu satu-satunya menjadi penyebab pertikaian?
Mungkin, Akar Kekerasan Erich Fromm bisa disodorkan bahwa ada banyak peubah dari pertengkaran. Tanpa apologetis, agama kadang ditempelkan untuk menarik dukungan, termasuk kasus terakhir ACT, yang menggunakan kesadaran religius untuk menangguk sokongan.
Bagi saya, agama itu pribadi. Etikanya merembesinya pada seluruh sisi kehidupan. Itulah mengapa motor saya tidak ditempeli stiker ayat-ayat dan simbol-simbol. Kalaupun kini saya adalah anggota PPP, itu karena Rhoma Irama yang dulu. Hehe

 

No comments:

Syawal Kesembilanbelas

Sebelum pukul 6, kami pergi ke musala pondok untuk mengikuti pengajian kitab anggitan Imam al-Ghazali. Meskipun hari ini kosong, karena kiai...