Resensi buku di Jawa Pos hari ini adalah ulasan yang diringkas dari makalah bedah buku di UIN KHAS Jember dan dimuat di sini: https://pesantren.id/membaca-fenomena-berislam-genealogi.../. Tentu, saya menekankan apa sebenarnya pesan kitab suci tentang menjadi muslim sejati dan sumbangan dari karya Pak Aksin yang utama, yang tidak ada dalam makalah.
Lebih jauh, buku ini sangat relevan dengan tantangan masa kini di tengah semakin kuatnya klaim kebenaran kelompok, politik identitas, dan tuduhan kafir pada liyan. Tetapi, kita tidak bisa menyangkal bahwa perbedaan itu mungkin bersemai dalam satu kumpulan, semisal seorang tradisionalis yang memilih konsep etis Mu'tazilah, bukan bukan Maturidiyah.
Dengan semakin luasnya akses khalayak pada pengetahuan, semestinya sikap masyarakatnya akan terbuka pada perbedaan dan tepa selira. Kitab suci hadir tidak hanya terkait what it means (makna), tetapi what it means for me (signifikansi) dalam Hirschean. Di sinilah, subyektivisme pemahaman pada teks dan pengalaman kental. Tetapi, obyektivisme bisa diraih karena setiap individu akan menumpukan perhatian pada pokok persoalan.
No comments:
Post a Comment