Saya merasakan menu nasi Padang untuk pertama kali di kedai Sederhana Sapen Sleman bersama Paman Faridl Rusydie, Kiai Husnan, Haji Taukid, dan Haji Hasbi. Sebagai mahasiswa baru di UIN Sunan Kalijaga (dulu IAIN), kami menyantap makan malam di warung terdekat dari kos.
Dari sini, kami mencicipniya untuk selanjutnya di Kedah, Pulau Pinang, Kuala Lumpur, dan Singapura. Satu rasa, banyak cerita.
Kikil di Alor, Kedah, dekat KMC, kami nikmati sambil mendengar lagu Minang. Rendang di Menara Kembar Pertonas disantap seusai membeli Plato di toko buku Kunikuniya.
Nah, ini warung baru di Tanjung. Kami menikmati nya sehabis Jum'atan di masjid Raudlatul Ulum. Lalu, kami menyapa di dinding Facebook, Pak Surya Suryadi, sila mampir bila jalan-jalan ke Bali.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kajian Kitab Tingkat Lanjut
Paling kiri adalah Pak Ainol Yaqin. Bersama Pak Moh Jasri Ahyak beliau menghidupi kajian kitab kuning bulanan, Lailiyyah Syahriyyah di Pondo...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...

1 comment:
stek pohon durian
Post a Comment