Thursday, November 10, 2022

Politikus dan Pesantren


 Politisi mengira bahwa kiai itu adalah pengumpul suara. Padahal, santri dibebaskan untuk memilih. Tidak ada mobilisasi karena ini bukan pendidikan demokrasi yang baik. Tatkala pengurus Gereja Kristen Jawi Wetan berkunjung ke pondok, kiai menjawa pertanyaan soal politik bahwa ia adalah alat, bukan tujuan.

Saya adalah anggota PPP dan mendukung Anies Baswedan untuk calon presiden. Saya hanya mengingatkan politikus kenamaan untuk tidak mengatur cara penyambutan di pondok. Pendek kata, lembaga pendidikan ini adalah salah satu model institusi yang bersama-sama merawat norma, nilai, dan pandangan hidup dengan kesepakatan bersama warga secara keseluruhan.
Kalau hendak bertamu, mereka seeloknya datang sebagaimana lazimnya orang bertandang untuk sowan. Apakan tidak, menjadikan pondok sebagai mula (start) dukungan politik dengan menyuruh sekelompok orang berteriak si anu sebagai presiden sangat tidak etis.

Sumber gambar: Jawa Pos, 8 November 2022

No comments:

Syawalan Keduapuluh Sembilan

Lagu Emansipasi Wanita Bang Haji jelas menggambarkan pandangan lama tentang kesetaraan lelaki dan perempuan. Kecia Ali menyodorkan gugatan ...