Monday, December 19, 2022

Pagi di Malang

 

Duduk di kursi trotoar pinggir jalan, saya melihat kehidupan. Seorang perempuan yang menyunggi wadah sate jualannya sedang berkeliling. Seorang mahasiswi berjilbab berlari pagi dan yang lain berjalan seraya mendengar musik melalui telepon genggam.
Apa betul hidup itu cuma mampir minum, sementara kita harus melakukan tirakat agar berkat (tarekat, thariqah)? Iman menampilkan paradoks atau pertentangan untuk melihat lebih jauh pesan yang menempel pada konteks.
Setelah ini, dingin hilang sebab mentari akan datang. Kita memilih kapan berada di dalam dan di luar agar cuaca bisa dialami dengan riang. Alhamdulillah, setelah merasakan hangat saya beranjak. Tak lama lagi, jalanan ini akan disesaki dengan pelbagai kendaraan.

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...