Karena ini buku Biyya, saya menyelipkan lagu Billie Ellish. Saya membelinya di terminal bersamaan dengan majalah Tempo.
Perlahan tetapi pasti, karya asing akan dicerna dalam alam pikiran individu bersangkutan. Setidaknya, bahan yang dibaca adalah potret tentang orang lain yang acapkali menjadi cermin.
Akhirnya, individu ini akan tumbuh besar di rumahnya yang asli. Kebetulan saja ia melalui fase berliku karena media kita diserbu oleh selera yang dianggap lebih kesohor.
Atau, identitas tak lagi bisa dibekuk oleh tanda-tanda lokal, padahal jati diri manusia adalah tumpukan dari kode-kode semesta. Apa pun, dalam satori Zen, huruf-huruf itu dihapus untuk meraih hakikat. Nikmat.
No comments:
Post a Comment