Thursday, September 14, 2023

Menunggu Rekan

Saya dan Mas Alfi menunggu rekan dari Pondok Pesantren An-Nahdhah, Tanjung Sepat Selangor. Di sini, meskipun begitu banyak orang, suasana tidak riuh dengan bunyi. Sepertinya, semua orang menyampaikan pesan dengan suara rendah. Bahkan, saya tidak mendengar gemerincing sendok meskipun ada warung makan tak jauh dari tempat kami duduk.

Dengan menyesap kopi, kami pun bisa ngobrol dan memelototi media sosial masing-masing. Saya sering membuka akun Twitter untuk mengetahui lini masa. Kadang, mengulang-ulang melihat status dan berita hanya menjadi alasan untuk menghabiskan waktu. Setidaknya, pemerhatian pada prilaku komunikasi di media sosial bisa dipelajari polanya, gelembung saringan atau filter bubble

Selain itu, dari sini kita bisa mengikuti laporan terkini dari isu aktual, seperti tragedi Rempang, Batam. Seraya mengikuti akun @SolidRempang, saya memeriksa alasan warga lokal untuk bertahan di kampung halaman dari kehendak pemodal. Tentu, saya juga menimbang sikap penguasa terhadap kasus tersebut. Setidaknya, melalui microblogging, saya menyatakan sikap bahwa saya bersama warga Rempang.   

 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...