Sunday, May 26, 2024

Ote-Ote dan Ekonomi

Pagi ini, saya membeli 4 te-ote hangat seharga Rp2000,00 dari Nyi Bu'a. Saya menyalami tangan nenek ini dengan takzim. Di tengah usianya yang sepuh  ia masih menggendong bakul dagangannya dan berjalan kaki ke sekolah Sumber Payung.

Kami mengenalnya  sejak SD. Beliau menjual kudapan, krupuk, dan gorengan untuk murid sekolah hingga kini (3 November 2019). Kesetiaan pada pekerjaan yang perlu diresapi untuk dimengerti. 

Keponakan saya adalah lulusan ekonomi UNESA. mungkin kisah ini adalah bahan perenungan yang perlu diketengahkan agar sorotan tidak melulu soal ide besar yang dibahas dalam buku teks. Pendidikan tinggi tidak hanya menghitung neraca perdangan dunia, tetapi juga pendapatan pedagang kecil. 

 

No comments:

Majemuk

Selama abad kelima, orang-orang Yunani menyadari bahwa hukum dan adat istiadat beranekaragam dari satu masyarakat ke yang lain, serta satu t...