Saya mendengar radio Warna Singapura melalui internet sambil memeriksa gagasan John Wansbrough, Richard Bell, dll tentang kitab suci. Dengan kritik tajamnya, mereka hendak merevisi Alqur'an.
Apa niat sarjana mengkaji teks itu? Secara deontologis, saya melihat mereka didorong rasa ingin tahu, yang kadang bikin kita terganggu. Tentu, tidak secara apologetik kita menukas kritik keras mereka.
Lalu, apa kita telah meraup pesan Tuhan secara utuh? Kita pun patut waswas sebab ayat tertentu acapkali dipilih untuk membenarkan prilaku kita. Untuk itu, kembali pada pesan utama adalah jalan keluar dari menjadikan pedoman sebagai pembenaran.
No comments:
Post a Comment