Sambil menikmati musik Wagner, "Der Ring des Nibelingen," saya mengingat kembali apa yang dibahas dengan dua mahasiswa Ma'had Aly kemarin di rumah. Terjemahan ini adalah anggitan dari semangat kelas terjemahan teks Inggris, yang digelar di kampus setiap pekan sekali.
Kami berharap buku Akbar Ali tentang hermeneutika wahyu yang didaras oleh gelombang ketiga juga diterbitkan. Memahami bermula dari kepekaan linguistik dan kesadaran teoretis. Dari sini, kepahaman melahirkan ketindakan.
Dari satu buku di atas, saya membaca kembali buku tentang Nietzsche untuk pemula. Salah satunya adalah coretan Gareth Southwell bertajuk A Beginner's To Nietzsche's Beyond Good and Evil.
Saya pun berjanji untuk berbagi proses kreatif pilihan buku dan penerjemahan dengan mahasiswa. Ia bukan sekadar suka-suka, tetapi renungan bahwa apa yang selama ini dianggap berbahaya, ternyata bermakna. Biarlah Ustaz Firanda yang mengutip Imam Syafi'i bahwa orang yang belajar filsafat akan digampar ama sendal dan pelepah kurma memahami perkataan ini dengan kehilangan konteks. Filsafat itu asyik!
No comments:
Post a Comment