Monday, May 12, 2025

Merenung

Memasak air untuk menyeduh kopi adalah melihat hal lain dalam keseharian. Tentang air yang "menghidupi" dan kopi yang menyemangati kita, saya merenung bahwa tubuh dibuat nyaman dgn asupan. Ini juga dialami Biyya semalam tatkala dibelikan kue terang bulan. Ia senang alang-kepalang. 

Setelah kenyang, makanan batin berwaktu lebih panjang. Dalam tepekur, sekali waktu angin sawah menerpa wajah dgn lembut. Lagi-lagi, kenikmatan itu terkait dgn kondisi badan. 

Setelah menua, gigi tanggal, rambit beruban, mata merabun, menjadi tanda bahwa orang itu perlahan tapi pasti kehilangan kekuatan fisiknya, tapi mungkin tidak jiwanya.

 

No comments:

Ruang Baca

Saya meletakkan pesan Pak Musa Asy'arie di loteng, tempat kami menyimpan buku. Berjuang dari Pinggir adalah salah satu karya beliau yan...