Zumi: Why do we stay here, not in Malaysia? Tiba-tiba, si bungsu bertanya setelah kami bermain badminton dan menyusuri selokan untuk melihat ikan.
Jati diri Arab mitos, itu kata Musa Kazhim. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Hakikatnya, kini batas-batas runtuh. Dunia dilipat. Tetapi, secara administratif, kita harus memiliki kartu pengenal.
Bahkan, sejatinya identitas itu juga politik. Cukup dengan naturalisasi, meskipun tak fasih berbahasa Indonesia, seseorang bisa memakai kaus Garuda. Lagi-lagi, lambang yang terakhir itu juga mitologi. Aha!
Mari berhitung seberapa Indonesiakah kita? Saya memulai dengan menikmati lagu Indonesia Rhoma Irama. Kata Bang Haji hijau merimbuni daratannya. Kini, tanah kita di sana sini gundul. Negeri kita hilang. Ia hanya ada di slogan.
No comments:
Post a Comment