Membaca karya ini langsung membuat kita merenung sudut-sudut kehidupan yang jarang kita perhatikan. Jika kata dasar insan (إنْسان) adalah dari nisyan (نِسْيَان), yakni kelupaan, makanya tugas filsafat bukan hanya menginterogasi kehidupan tetapi mengingatkan kita akan kehidupan yang bermakna. Di sinilah keterkaitan filsafat dan agama karena kedua-duanya adalah dua cabang yang saling mengajak manusia untuk merenung dan mengingatkan inti daripada kehidupan dan artinya menjadi manusia.
Saya melihat karya ini sebagai upaya mengingatkan kita akan sudut-sudut kehidupan yang jarang kita renungkan. Ianya sangat personal tetapi juga menjangkau pengajaran-pengajaran yang berguna untuk sesiapa saja.
Inilah contoh baik daripada kontribusi filsafat kepada kehidupan seharian, atau apa yang digelar sebagai filsafat publik.
Semoga bacaan ini memberi percikan kepada semangat bertafakur dan bermuhasabah sesuai dengan tuntutan menjadi manusia yang berakal dan berbudi dalam keilmuan dan ketakwaan.
- Mohamed Imran Mohamed Taib, Singapura
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kesaksian Teman Baik
Membaca karya ini langsung membuat kita merenung sudut-sudut kehidupan yang jarang kita perhatikan. Jika kata dasar insan (إنْسان) adalah da...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
No comments:
Post a Comment